Kontroversi Pemberian Gelar di Thailand: Influencer Viral Dinobatkan sebagai Duta Pariwisata Buddhisme

- Redaksi

Friday, 11 October 2024 - 20:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

SwaraWarta.co.idKontroversi di dunia pendidikan Thailand, khususnya pada jenjang perguruan tinggi, masih belum menemui titik akhir.

Setelah heboh kasus pemberian gelar Honoris Causa kepada Raffi Ahmad oleh Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand, kali ini muncul lagi kasus serupa yang menyulut reaksi publik.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Isu kontroversial terbaru ini muncul setelah tiga influencer terkenal di Thailand, yaitu Phee Dome, Tan Phee, dan Nong Ying, mendapatkan penghargaan sebagai Duta Pariwisata Buddhisme 2024-2025.

Penghargaan ini diberikan pada Selasa (8/10/2024) oleh Subkomite Kegiatan Promosi Buddhisme dari Universitas Mahachulalongkornrajavidyalaya.

Acara tersebut didukung oleh beberapa lembaga pemerintah Thailand, termasuk Departemen Urusan Agama (DoRA) dan Otoritas Pariwisata Thailand (TAT).

Ketiganya diberikan penghargaan dalam sebuah acara resmi yang diadakan di Ruang Rapat Suphannahong, di Kantor TAT, Jalan Phetchaburi Baru, Bangkok.

Baca Juga :  Inspiratif! Kisah Sukses Rega Satria Nugraha, dari Kuli Bangunan Kini Jadi Influencer Beromzet Puluhan Juta Rupiah

Pemberian penghargaan ini sontak memicu reaksi negatif dari masyarakat, terutama pengguna media sosial Thailand.

Banyak yang mempertanyakan kelayakan ketiga influencer tersebut untuk mendapatkan gelar bergengsi ini, mengingat konten yang mereka buat di media sosial selama ini tidak berkaitan dengan promosi pariwisata Thailand atau ajaran Buddha.

Konten viral yang sering diunggah oleh Phee Dome, Tan Phee, dan Nong Ying lebih dikenal sebagai konten-konten berbau supernatural.

Mereka sering membagikan video tentang penyembuhan menggunakan energi gaib, pengusiran roh jahat, hingga berburu hantu di tempat-tempat yang dianggap angker.

Konten semacam ini dianggap tidak relevan dengan promosi pariwisata atau ajaran agama Buddha, sehingga memicu kemarahan warganet.

Baca Juga :  Diduga Depresi, Kakak Beradik Tewas di Dalam Rumah

Tak hanya publik, pihak pemerintah juga memberikan tanggapan.

TAT dan DoRA, yang disebut-sebut terlibat dalam pemberian penghargaan ini, segera mengeluarkan pernyataan resmi untuk mengklarifikasi keterlibatan mereka.

Dalam pernyataannya, kedua lembaga pemerintah Thailand ini dengan tegas membantah bahwa mereka memiliki hubungan atau keterlibatan dalam penghargaan yang diberikan kepada ketiga influencer tersebut.

TAT melalui laman Facebook resminya pada hari Rabu menyatakan bahwa mereka tidak ikut serta dalam acara penganugerahan tersebut dan merasa kecolongan atas pencantuman nama mereka dalam acara itu.

DoRA juga mengeluarkan pernyataan serupa, menegaskan bahwa mereka tidak berkontribusi dalam pengorganisasian acara ataupun pemberian gelar kepada Phee Dome, Tan Phee, dan Nong Ying.

Kasus ini memunculkan kembali perdebatan mengenai integritas pemberian gelar dan penghargaan di Thailand, terutama bagi individu yang tidak memiliki kontribusi signifikan dalam bidang yang sesuai dengan gelar tersebut.

Baca Juga :  Berkedok Vila, Pabrik Obat Terlarang di Cianjur Digrebek Polisi

Banyak pihak menilai bahwa penghargaan ini justru merusak citra positif yang seharusnya dijaga oleh lembaga pendidikan dan pemerintah.

Gelar sebagai Duta Pariwisata Buddhisme dianggap sangat tidak tepat diberikan kepada mereka yang justru dikenal dengan konten-konten yang kontroversial.

Perdebatan mengenai pemberian gelar ini juga menunjukkan betapa pentingnya lembaga terkait untuk lebih selektif dalam memilih penerima penghargaan,

terutama dalam era digital di mana informasi dengan cepat menyebar dan dapat menimbulkan reaksi luas di masyarakat.

Kontroversi seperti ini bisa menurunkan kredibilitas lembaga yang terlibat dan memengaruhi persepsi publik terhadap pengakuan-pengakuan akademis dan profesional di Thailand.***

Berita Terkait

Misa Pemakaman Paus Fransiskus Akan Digelar Hari Ini
Penghormatan Terhadap Paus Fransiskus Berakhir, Dihadiri Sekitar 250 Ribu Orang
Komunitas FPM Bali: Bersama, Berkarya, Berdampak
Jemaah Haji Tertua di Jatim Berusia 107 Tahun, Pendampingan Khusus Disiapkan
Polres Ponorogo Ungkap Kasus Narkoba Terbesar di Tahun 2025, 7 Tersangka Ditangkap
Tembok Penampungan Air di Gontor Magelang Roboh, 4 Santri Dilaporkan Tewas
Pekan Sepak Bola Dunia 2025: FIFA Ajak Komunitas Sepak Bola Bersatu Merayakan Olahraga
100 Hari Kematian Uswatun Khasanah: Keluarga Gelar Doa Bersama dan Pengajian

Berita Terkait

Saturday, 26 April 2025 - 10:25 WIB

Misa Pemakaman Paus Fransiskus Akan Digelar Hari Ini

Saturday, 26 April 2025 - 10:22 WIB

Penghormatan Terhadap Paus Fransiskus Berakhir, Dihadiri Sekitar 250 Ribu Orang

Saturday, 26 April 2025 - 10:20 WIB

Komunitas FPM Bali: Bersama, Berkarya, Berdampak

Saturday, 26 April 2025 - 10:19 WIB

Jemaah Haji Tertua di Jatim Berusia 107 Tahun, Pendampingan Khusus Disiapkan

Saturday, 26 April 2025 - 10:14 WIB

Polres Ponorogo Ungkap Kasus Narkoba Terbesar di Tahun 2025, 7 Tersangka Ditangkap

Berita Terbaru

Berita

Misa Pemakaman Paus Fransiskus Akan Digelar Hari Ini

Saturday, 26 Apr 2025 - 10:25 WIB

Portal resmi Komunitas FPM Bali. Tempat berkumpul, berkarya, dan berdampak bagi masyarakat Bali. Kunjungi https://komunitas.fpmbali.org

Advertorial

Komunitas FPM Bali: Bersama, Berkarya, Berdampak

Saturday, 26 Apr 2025 - 10:20 WIB