Caleg PAN yang ngamuk di petugas PPK (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Seorang calon legislatif petahana dari Partai Amanat Nasional (PAN) bernama Slamet Aryadi, menjadi viral di media sosial setelah ia mengamuk pada petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam video yang tersebar, Slamet diduga marah karena merasa PPK melakukan penggelembungan suara. Slamet sempat mengancam akan membunuh anggota PPK tersebut.
“Soro kaloar mun lakek soro kaloar, soro kaloar yeh. Mun tak mateh jek nyamaa’agi salamet cong ye mun alapola rea, jek alapola be’en kek lakek soro kaloar kabbi (suruh keluar kalau laki-laki, suruh keluar ya jangan macam-macam, kalian laki-laki suruh keluar semua, kalau tidak mati bukan selamet ya kalau macam-macam),” kata Slamet dalam video.
Peristiwa tersebut terjadi di PPK Lenteng, Kabupaten Sumenep, pada Jumat (1/3) malam lalu.
Slamet menduga ada penggelembungan suara pada caleg lain di internal partainya, sehingga ia meminta untuk dilakukan pengecekan kembali.
“Jangan seperti ini, pleno sudah ditok sudah diputuskan sekian, kok main. Ini pidana sudah, ini sudah pidana, mana otak kalian sebagai PPK digaji oleh negara juga,” imbuh Slamet sambil menggebrak meja.
Namun, teman-teman PPK mengatakan hasilnya sudah disetujui oleh semua saksi, termasuk saksi dari partainya sendiri.
Dalam video yang beredar, Slamet dapat terlihat sedang menggunakan bahasa Madura dan menggebrak meja sambil mengancam teman-teman PPK.
Meskipun Slamet sudah meninggalkan lokasi kejadian bersama teman-temannya, Rofiqi Tanzil, Komisioner KPU Sumenep mengaku sempat menerima laporan bahwa ada ancaman pembunuhan dari oknum calon tersebut terhadap anggota PPK.
Namun, mereka sudah melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi ancaman tersebut.
Ketua DPW PAN Jatim, Ahmad Rizki Sadig, menyebut bahwa mereka sudah menegur Slamet Aryadi.
Sadig mengatakan bahwa Slamet hanya ingin mengawal suaranya dan bahwa apa yang dilakukannya masih dalam batas kewajaran sebagai upaya dalam memperjuangkan haknya. Tidak ada sanksi yang akan diberikan oleh partai kepada Slamet.
Kini, peristiwa tersebut tengah menjadi perhatian publik dan dipastikan akan menjadi sorotan dalam pemilu mendatang.