Tragedi Cinta Joko Lancur dan Siti Amirah: Kisah Romeo dan Juliet dari Ponorogo

- Redaksi

Tuesday, 27 August 2024 - 09:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Setono Wungu, tempat ayam jago Joko Lancur dikubur (Dok. Ist)

Setono Wungu, tempat ayam jago Joko Lancur dikubur (Dok. Ist)

SwaraWarta.co.id – Kisah tragis percintaan antara Romeo dan Juliet ternyata tidak hanya ada di Italia.

Di Ponorogo, Jawa Timur, juga terdapat kisah cinta serupa yang melibatkan Joko Lancur dan Siti Amirah. Hingga kini, cerita mereka masih sering diceritakan secara turun-temurun.

Baca Juga: Mengenal Tari Blunde: Kekayaan Budaya Kalimantan Utara

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kisah ini bermula dari seorang pemuda bernama Joko Lancur atau Supeno yang berasal dari Desa Golan. Ia memiliki hobi sabung ayam.

Suatu hari, saat bertanding sabung ayam di Desa Mirah, ayam Joko kalah dan lari ke dapur rumah Siti Amirah.

Siti Amirah kemudian memandikan ayam tersebut di sumur rumahnya. Joko Lancur yang mengikuti ayamnya itu terpesona dengan kecantikan Siti Amirah, dan keduanya pun jatuh cinta.

Ketika pulang ke rumah, sikap Joko Lancur berubah menjadi pendiam dan ia enggan keluar rumah.

Baca Juga :  Dota 2: Gameplay Strategi dan Dominasi Esports Global

Ayahnya, Ki Ageng Honggolono, menyadari perubahan ini dan menanyakan alasannya. Ternyata, Joko Lancur jatuh cinta pada Siti Amirah, anak Ki Ageng Mirah.

Namun, percintaan ini menjadi rumit karena kedua keluarga tersebut saling berseteru. Ki Ageng Honggolono adalah seorang tokoh disegani yang beragama Hindu dan menjadi kepercayaan Ki Ageng Kutu.

Sementara itu, Ki Ageng Mirah adalah pendukung Batoro Katong, raja Wengker, yang beragama Islam.

Meskipun mengetahui hubungan cinta ini, Ki Ageng Mirah tidak bisa secara terang-terangan menolak permintaan Joko Lancur.

Ia pun mengajukan beberapa syarat yang sulit dipenuhi. Salah satunya, sawah di Desa Mirah harus dialiri air dalam satu malam, padahal saat itu musim kemarau.

Selain itu, karung berisi padi dan kedelai harus bisa bergerak sendiri dari Golan ke Mirah tanpa bantuan manusia.

Keberhasilan Ki Ageng Honggolono dalam Memenuhi Syarat

Ki Ageng Honggolono berhasil memenuhi syarat-syarat tersebut. Namun, ketika karung padi dan kedelai tiba di Desa Mirah, Ki Ageng Mirah menyatakan bahwa yang datang bukanlah padi, melainkan jerami, dan kedelai yang datang hanyalah kulitnya.

Baca Juga :  Tips Berbuka Puasa Sehat: Kurangi Gorengan, Pilih Menu Lebih Bergizi

Hal ini membuat Ki Ageng Honggolono merasa dipermalukan dan marah.

Akhirnya, kisah cinta ini berakhir tragis. Siti Amirah meninggal, dan Joko Lancur pun bunuh diri karena tidak tahan melihat kematian kekasihnya.

Setelah kematian Joko Lancur, Ki Ageng Honggolono mengeluarkan sumpah yang melarang warga Desa Golan dan Mirah untuk menikah, membawa barang satu sama lain, dan melakukan beberapa hal lainnya.

Hingga kini, makam Siti Amirah, Joko Lancur, dan ayam jago tersebut masih terawat dengan baik di Setono Wungu, Desa Nambangrejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo.

Baca Juga: Marga Harahap: Warisan Budaya Batak yang Kaya

Sumpah yang diucapkan Ki Ageng Honggolono masih dianggap sakral oleh warga kedua desa tersebut.

Baca Juga :  5 Jenis Sepatu Lari EIGER yang Cocok untuk Pria dan Wanita, Mana yang Paling Anda Suka?

Sumpah Ki Ageng Honggolono

Wong Golan lan wong Mirah ora oleh jejodhoan. Kaping pindo,isi-isine ndonyo soko Golan kang ujude kayu, watu, banyu lan sapanunggalane ora bisa digowo menyang Mirah. Kaping telu, barang-barange wong Golan Karo Mirah ora bisa diwor dadi siji. Kaping papat, Wong Golan ora oleh gawe iyup-iyup saka kawul. Kaping limone, wong Mirah ora oleh nandur, nyimpen lan gawe panganan soko dele“. (Warga Desa Golan dan Mirah tidak boleh menikah. Segala jenis barang dari Desa Golan tidak boleh dibawa ke Desa Mirah dan sebaliknya. Segala jenis barang dari kedua Desa Golan dan Mirah tidak bisa dijadikan satu,

Warga Desa Golan tidak boleh membuat atap rumah berbahan jerami Warga Desa Mirah tidak boleh menanam, membuat hal apapun yang berkaitan dengan bahan kedelai).

Berita Terkait

7 Cara Mencegah Penularan HIV: Langkah Efektif untuk Perlindungan Diri
Bikin Kue Kering Lebaran Sendiri? Simak Tips Ini Agar Hasilnya Sempurna!
5 Ide Hampers Lebaran yang Bisa Buat Mertua Makin Sayang
Mecca Fried Chicken: Ayam Goreng Halal, Tayib, dan Peduli Palestina
24 Kata-Kata Lucu Mudik Lebaran, Bikin Perjalanan Makin Seru!
32 Quotes Ucapan Idul Fitri yang Menyentuh Hati dan Penuh Makna
Mudik Tenang, Rumah Aman: 5 Tips Penting yang Wajib Dilakukan
Silica Gel: Rahasia Kue Kering Tetap Renyah dan Tahan Lama

Berita Terkait

Wednesday, 26 March 2025 - 09:25 WIB

Bikin Kue Kering Lebaran Sendiri? Simak Tips Ini Agar Hasilnya Sempurna!

Tuesday, 25 March 2025 - 09:26 WIB

5 Ide Hampers Lebaran yang Bisa Buat Mertua Makin Sayang

Tuesday, 25 March 2025 - 09:16 WIB

Mecca Fried Chicken: Ayam Goreng Halal, Tayib, dan Peduli Palestina

Monday, 24 March 2025 - 16:09 WIB

24 Kata-Kata Lucu Mudik Lebaran, Bikin Perjalanan Makin Seru!

Monday, 24 March 2025 - 13:44 WIB

32 Quotes Ucapan Idul Fitri yang Menyentuh Hati dan Penuh Makna

Berita Terbaru

Kapan Kita Lebaran 2025?

Berita

Kapan Kita Lebaran 2025? Berikut ini Prediksi Jadwalnya!

Wednesday, 26 Mar 2025 - 17:58 WIB

Arus Mudik Lebaran di Pelabuhan Merak Terpantau Lancar

Berita

Arus Mudik Lebaran di Pelabuhan Merak Terpantau Lancar

Wednesday, 26 Mar 2025 - 15:45 WIB