Wonogiri jadi Raja Kakao di Jateng, Segini Hasil Panennya!

- Redaksi

Friday, 12 July 2024 - 13:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tanaman kakao
(Dok. Ist)

Tanaman kakao (Dok. Ist)

Swarawarta.co.id – Kabupaten Wonogiri telah lama menjadi sentra penghasil kakao di Jawa Tengah dan menjadi salah satu produsen kakao terbesar di wilayah tersebut.

Tanaman kakao sudah banyak ditanam di area Wonogiri sejak akhir tahun 1980-an.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Wonogiri menjadi satu satunya wilayah di Jateng yang memiliki lahan penanaman kakao lebih dari 1.000 hektare pada tahun 2024.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sedangkan di peringkat kedua, terdapat Kabupaten Batang yang memiliki area penanaman kakao seluas 327.3 ha.

Wilayah Kabupaten Wonogiri mencapai produksi kakao terbanyak di Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah mencapai 472 ton per tahun.

Jumlah tersebut setara dengan 31% dari total produksi kakao di provinsi tersebut. Kecamatan Ngadirojo, Girimato, dan Jatipurno merupakan daerah yang paling banyak menyumbang produksi kakao yang menjadi bahan baku industri cokelat.

Baca Juga :  Ikan Naik ke Permukaan Pantai Carita, BPBD Sebut Bukan jadi Petanda Bencana Alam

Meskipun Kabupaten Wonogiri menjadi sentra produksi kakao di Jawa Tengah sejak puluhan tahun yang lalu dan banyak tanaman kakao yang ditanam di pekarangan rumah warga di tiga kecamatan tersebut.

Namun, selama ini produksi kakao belum maksimal karena petani kurang merawat tanaman tersebut dengan baik.

Beberapa pemerintah desa dan petani kembali menggarap tanaman ini. Hal itu dilakukan karena komoditas ini dianggap sangat berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Wonogiri terlebih kakao ini sekarang memiliki harga jual yang tinggi.

Kabupaten Wonogiri pernah mendapatkan program perkebunan inti rakyat (PIR) pada masa Orde Baru.

Petani diberi bantuan bibit tanaman sekaligus kredit usaha tani untuk pengembangan kakao.

Namun, pengembangan kakao dianggap gagal karena kurangnya sosialisasi perawatan tanaman dan harga yang tidak menentu.

Baca Juga :  Mengenal Lebih Dekat Pertanian Modern

Tanaman kakao tidak diperhatikan meski juga tidak ditinggalkan, sehingga warga tetap bisa menjual hasil panen meskipun tidak seberapa.

Kakao semakin diabaikan setelah marak penanaman cengkih. Mayoritas petani banyak beralih menanam cengkih di wilayah Jatipurno dan sekitarnya.

Cengkih sempat menjadi tanaman primadona, tetapi beberapa tahun lalu tanaman ini terserang virus sehingga mayoritas tanaman tidak produktif bahkan mati.

Baca Juga: Harga Cabai Terus Melambung Tinggi, Begini Kata Petani

”Nah, sekarang ini kami mulai penambahan populasi kakao lagi. Kami melihat kakao berpotensi besar menjadi komoditas unggulan di sini. Perawatannya juga mudah, nilai ekonominya tinggi. Ini berbeda dengan padi yang banyak sekali kendalanya, mulai dari pupuk, gagal panen, dan sebagainya,” kata Sarto selaku kepala desa setempat dilansir dari Solopos.com, Jumat (12/7/2024).

Baca Juga :  Rugikan Negara hingga Rp 400 M, Tom Lembong ditetapkan Tersangka dalam Kasus Impor Gula

Pemerintah Desa Kopen sudah mengalokasikan dana desa untuk program ketahanan pangan berupa pengembangan kakao.

Kelompok tani kakao desa tersebut sekarang sudah mulai menanam kakao secara benar dengan didampingi peneliti dari Cocoa and Coffee Training Center Surakatnya, Professor Sri Mulato.

Baca Juga: Harga Bawang Merah Tinggi, Petani di Magetan Malah Rugi?

Baroto Eko Pujanto, Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, melaporkan bahwa tanaman kakao pertama kali diperkenalkan di Kabupaten Wonogiri pada 1980-an di Kecamatan Ngadirojo. Pada saat itu, Bank Dunia juga mendorong penanaman kakao di subdaerah aliran Sungai Keduwang.

”Kakao ini potensinya besar di Wonogiri. Dengan harga yang lagi tinggi ini, kami akan lebih mudah masuk ke petani-petani untuk mendorong mereka menanam kakao lagi,” ucapnya

Berita Terkait

Pengecer Gas LPG Melon Dilarang Jual, ESDM Dorong Pendaftaran Jadi Agen Resmi
Proyek Infrastruktur Legislatif dan Yudikatif di IKN Dimulai Februari 2025, Anggaran Capai Rp11,2 Triliun
Pemerintah Indonesia Tingkatkan Perlindungan WNI yang Terjerat Hukum di Luar Negeri
Pencabutan Sertifikat SHGB dan SHM Pagar Laut di Pantura Tangerang: Proses Hukum Berbasis Evaluasi dan Penelitian
ChatGPT Mengalami Down Lagi! Jutaan Pengguna Frustasi
Sertifikat Pesisir Utara Kabupaten Tangerang Dibatalkan: Kementerian ATR/BPN Temukan Cacat Prosedur dan Material
Komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk Program Makan Bergizi Gratis
Pemerintah Rencanakan Perubahan Mekanisme Pengangkatan Guru Honorer Jadi ASN Mulai 2025

Berita Terkait

Sunday, 2 February 2025 - 18:55 WIB

Pengecer Gas LPG Melon Dilarang Jual, ESDM Dorong Pendaftaran Jadi Agen Resmi

Tuesday, 28 January 2025 - 19:13 WIB

Proyek Infrastruktur Legislatif dan Yudikatif di IKN Dimulai Februari 2025, Anggaran Capai Rp11,2 Triliun

Saturday, 25 January 2025 - 19:30 WIB

Pemerintah Indonesia Tingkatkan Perlindungan WNI yang Terjerat Hukum di Luar Negeri

Friday, 24 January 2025 - 19:23 WIB

Pencabutan Sertifikat SHGB dan SHM Pagar Laut di Pantura Tangerang: Proses Hukum Berbasis Evaluasi dan Penelitian

Thursday, 23 January 2025 - 20:55 WIB

ChatGPT Mengalami Down Lagi! Jutaan Pengguna Frustasi

Berita Terbaru

Disdukcapil Kota Serang

Advertorial

Disdukcapil Kota Serang, Layanan Administrasi Kependudukan Online

Saturday, 22 Feb 2025 - 16:38 WIB