Tragedi Pemuda Tertusuk Badik dalam Tradisi Angngaru: Seruan Penggunaan Senjata yang Lebih Aman

- Redaksi

Wednesday, 30 October 2024 - 20:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

SwaraWarta.co.id – Seorang pemuda di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, tewas setelah tertusuk senjata tajam jenis badik yang ia gunakan dalam upacara adat angngaru untuk menyambut pengantin pada Selasa, 29 Oktober 2024.

Dalam insiden tersebut, badik yang digunakan pemuda tersebut melukai dada kirinya, menyebabkan ia pingsan dan akhirnya meninggal dunia.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebuah video amatir yang tersebar luas di media sosial merekam detik-detik menegangkan saat pemuda tersebut mengalami kecelakaan dalam upacara adat tersebut.

Pemuda itu sedang melakukan angngaru, sebuah tradisi penyambutan dengan gerakan silat khas Sulawesi Selatan, dalam acara penyambutan pasangan pengantin.

Kejadian tragis ini berlangsung di Kelurahan Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, pada siang hari.

Baca Juga :  Pengantin Wanita di Tanggamus, Rika Amiyana Meninggal Dunia Setelah Akad Nikah, Suasana Bahagia Berubah Duka

Menanggapi insiden tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jeneponto, H. Muh.

Arifin Nur, mengimbau agar tradisi angngaru ke depan tidak lagi menggunakan senjata tajam seperti badik atau kris saat menyambut tamu.

Menurutnya, penggunaan senjata tajam dalam tradisi tersebut berisiko tinggi dan bisa membahayakan pelakunya.

“Dengan adanya kejadian di Pangkep yang mengakibatkan kematian dalam angngaru, kalau bisa tradisi ini tidak lagi menggunakan senjata tajam karena sangat berbahaya,” ujar Arifin Nur.

Di sisi lain, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto, A. Maming Awing, SE, menyatakan bahwa tradisi angngaru merupakan bagian dari budaya yang penting dan tidak boleh dihilangkan.

Maming mengusulkan bahwa tradisi ini bisa tetap dilaksanakan, namun dengan penggantian senjata.

Baca Juga :  Doa Rasulullah SAW untuk Pengantin: Mengharapkan Keberkahan dalam Pernikahan

Sebagai alternatif, ia menyarankan penggunaan replika badik atau kris yang terbuat dari kayu, meskipun ia mengakui bahwa hal ini mungkin sulit diterapkan.

“Adat angngaru tidak boleh dihilangkan karena ini budaya. Tradisi ini boleh tetap dilakukan, misalnya dengan menggunakan benda yang menyerupai badik atau kris dari kayu hitam,” ujar Maming pada Rabu pagi.

Peristiwa ini memicu diskusi mengenai bagaimana menjaga kelestarian budaya sambil memastikan keselamatan para pelakunya.

Angngaru sendiri merupakan bagian penting dalam budaya Bugis-Makassar yang penuh makna simbolis.

Dalam tradisi ini, peserta biasanya menunjukkan keberanian dan kesetiaan kepada adat istiadat serta menghormati tamu yang hadir.

Sayangnya, penggunaan senjata tajam seperti badik dalam tradisi ini membawa risiko kecelakaan, terutama jika tidak dilakukan dengan hati-hati.

Baca Juga :  AHY dilantik Hari Ini, SBY Tak Bisa Hadir

Meningkatkan kesadaran tentang keselamatan dalam pelaksanaan tradisi seperti angngaru menjadi langkah penting.

Beberapa pihak berpendapat bahwa modernisasi tradisi adat, seperti mengganti senjata tajam dengan replika yang aman, bisa menjadi solusi untuk mengurangi risiko tanpa menghilangkan makna budaya yang terkandung di dalamnya.

Tragedi ini menjadi pengingat bahwa keamanan dan pelestarian budaya harus berjalan seiring.

Mengingat bahwa tradisi angngaru sangat erat kaitannya dengan identitas masyarakat setempat, diharapkan ada solusi yang dapat memadukan kelestarian budaya dengan standar keselamatan yang lebih baik.

Penggunaan replika senjata atau alternatif yang lebih aman bisa menjadi langkah awal untuk memastikan tradisi ini dapat terus hidup tanpa mengorbankan keselamatan.***

Berita Terkait

Pemkab Ponorogo Siapkan Dana Hibah untuk Dukung Sekolah Rakyat
Yayasan Mitra Program MBG Janji Cairkan Dana, Proses Hukum Tetap Berlanjut
Keuskupan Agung Jakarta Adakan Sembilan Hari Berkabung atas Wafatnya Paus Fransiskus
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Beli Lahan untuk Pemakaman usai Heboh Jenzah Nyebrang Sungai
Kabel Ilegal di Ponorogo Ancam Keselamatan, DPUPKP Siap Ambil Tindakan
Usung Tema Keberagaman, Festival Ogoh-ogoh Semarang Sukses Tarik Minat Wisatawan
Potret Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
Pengendara Motor hingga Angkot Mogok Usai Nekat Trobos Banjir di Cianjur

Berita Terkait

Sunday, 27 April 2025 - 09:47 WIB

Pemkab Ponorogo Siapkan Dana Hibah untuk Dukung Sekolah Rakyat

Sunday, 27 April 2025 - 09:23 WIB

Yayasan Mitra Program MBG Janji Cairkan Dana, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Sunday, 27 April 2025 - 09:13 WIB

Keuskupan Agung Jakarta Adakan Sembilan Hari Berkabung atas Wafatnya Paus Fransiskus

Sunday, 27 April 2025 - 08:59 WIB

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Beli Lahan untuk Pemakaman usai Heboh Jenzah Nyebrang Sungai

Sunday, 27 April 2025 - 08:58 WIB

Kabel Ilegal di Ponorogo Ancam Keselamatan, DPUPKP Siap Ambil Tindakan

Berita Terbaru