Pemain futsal Kota Malang tendang lawan (Tangkapan layar) |
SwaraWarta.co.id – Sebuah video yang menjadi viral menampilkan seorang pemain futsal yang menendang lawan yang sedang melakukan selebrasi sujud telah memicu perdebatan di media sosial. Video ini diunggah oleh akun Twitter @Pai_C1 dan menunjukkan insiden yang terjadi dalam pertandingan futsal babak 8 besar Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim 2023 antara Kabupaten Blitar dan Kota Malang.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (13/9) di Lapangan FFC Randegan, Sidoarjo. Menurut pelatih Futsal Putra Kabupaten Blitar, Febry Wahyu Wiyono, pertandingan berjalan mulus hingga babak pertama dengan tim Kabupaten Blitar unggul 2-0. Namun, saat memasuki babak kedua, tim Kabupaten Blitar terus menambah angka hingga mencapai skor 4-0.
Kontroversi muncul ketika pada menit ke-39, tim Kabupaten Blitar mendapatkan tendangan penalti yang dieksekusi oleh Hanafi, pemain Kabupaten Blitar bernomor punggung 7. Hanafi berhasil mencetak gol, sehingga tim Kabupaten Blitar unggul 5-0. Setelah mencetak gol, Hanafi melakukan selebrasi sujud syukur di tengah lapangan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tindakan kontroversial terjadi saat salah satu pemain lawan dari Kota Malang, yang mengenakan kostum putih, tiba-tiba menendang Hanafi di bahunya. Tindakan ini membuat wasit memberikan kartu merah kepada pemain yang melakukan tendangan tersebut.
Hanafi mengalami memar pada bahu kanannya dan segera mendapatkan perawatan dari tim medis pertandingan. Beruntungnya, cedera yang dialami Hanafi tidak terlalu serius, dan dia masih dapat bermain di laga selanjutnya.
Setelah pertandingan berakhir, tim Kota Malang meminta maaf melalui pesan WhatsApp kepada tim Kabupaten Blitar atas insiden tersebut. Febry Wahyu Wiyono menyatakan bahwa mereka telah menerima permintaan maaf tersebut.
Meskipun insiden ini telah menghasilkan kartu merah dari wasit, hingga saat ini, belum ada sanksi tambahan yang dijatuhkan kepada tim futsal Kota Malang oleh panitia penyelenggara. Keputusan mengenai sanksi tambahan akan ditentukan oleh komisi disiplin asosiasi futsal Jawa Timur.
Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga etika dalam olahraga, bahkan dalam pertandingan yang kompetitif. Insiden ini juga menunjukkan bahwa tindakan tidak sportif dapat berdampak negatif pada citra olahraga dan dapat mengganggu kegembiraan pertandingan.