Pasukan IDF Israel Meminta WHO untuk Kosongkan Gudang di Jalur Gaza Selatan. |
SwaraWarta.co.id – Petinggi Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, membocorkan rahasia pada Senin (4/12/2023),
mengklaim bahwa skuad Israel memberi tahu mereka untuk membersihkan persediaan
bantuannya dalam gudang di jalur selatan Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam psotingan di Twitter-nya, Tedros menulis, “Hari
ini, WHO mendapat pemberitahuan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bahwa kami
harus memindahkan pasokan medis kami dari tempat di selatan Gaza dalam waktu 24
jam, berkat aksi darat mereka yang membuatnya jadi zona no-go.”
“Kami mendesak Israel untuk membatalkan pemberitahuan
pindah itu dan mengambil tindakan apa pun untuk melindungi warga sipil dan
segala macam peradaban, termasuk rumah sakit dan pusat kemanusiaan,”
tulisnya.
Para petinggi Hamas dari Gaza melepaskan serangan yang belum
pernah terjadi sebelumnya di selatan Israel pada 7 Oktober, menghabisi sekitar
1.200 orang, sebagian besar warga biasa, dan menculik sekitar 240 orang,
menurut para pejabat Israel.
Sebagai tanggapan, Israel berjanji akan menumpas Hamas dan
telah melakukan serangan bombardir udara, artileri, dan laut tanpa henti,
seiring dengan serangan darat mereka.
Serangan Israel telah merenggut sekitar 15.900 jiwa,
sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian
kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Pada hari Senin, pasukan Israel menyusupkan puluhan tank ke
selatan Gaza, meningkatkan tensi di Hamas, sementara jalur komunikasi menghilang
di wilayah yang terkepung.
Jumlah rumah sakit yang beroperasi di Gaza menyusut dari 36
menjadi 18 dalam kurun waktu kurang dari 60 hari, kata WHO, dengan hanya tiga
rumah sakit yang memberikan pertolongan pertama dan sisanya menawarkan layanan
setengah-setengah.
Menurut WHO, dua belas rumah sakit masih bertahan di selatan
Jalur Gaza.
Dalam sesi konferensi pers pada Senin, Ahmed al-Mandhari,
petinggi WHO untuk Timur Tengah, menyampaikan keprihatinan bahwa peningkatan
operasi darat militer di selatan Gaza bisa membuat ribuan orang kehilangan
layanan kesehatan.
“Kita sudah melihat apa yang terjadi di utara Gaza. Ini
tak bisa dibiarkan,” ujarnya.
Sementara itu, pada Selasa (5/12/2023), pasukan Israel
membantah telah meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyusun ulang
pos bantuannya di selatan Gaza dalam waktu 24 jam.
“Faktanya adalah, kami tidak minta Anda evakuasi tempat
itu, dan kami sudah menjelaskannya (secara tertulis) kepada perwakilan PBB yang
bersangkutan,” kata lembaga pengurusan urusan sipil Palestina oleh Israel,
COGAT, di platform media sosial X.