Terancam diboikot, Ini Perjalanan Panjang Brand Zara

- Redaksi

Tuesday, 12 December 2023 - 11:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zara terancam diboikot masyarakat usai  diduga menghina Palestina
( Dok. Istimewa)


SwaraWarta.co.id
– Merek fesyen global, Zara, diprotes karena dinilai mengejek krisis kemanusiaan di Palestina. 

Hal ini terjadi akibat merilis foto katalog koleksi terbaru dengan konsep yang kontroversial, sehingga seruan untuk memboikot produk tersebut pun bergaung keras belakangan ini. 

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Grup perusahaan fesyen Inditex, yang dipimpin oleh Marta Ortega, putri pendiri konglomerat Amancio Ortega sejak April lalu, menampilkan foto koleksi terbarunya.

Koleksi berjudul “ZARA Atelier Collection 04.” Foto-foto tersebut menampilkan properti yang dihiasi dengan patung anggota tubuh yang hilang dan reruntuhan bangunan yang berdebu.

Terdapat salah satu foto yang kontroversial yang menunjukkan model katalog menggendong manekin terbungkus plastik warna putih sehingga mirip jenazah yang sudah dikafani. 

Namun, foto tersebut telah dihapus dari laman resmi serta media sosial. Perlu diketahui, Zara merupakan salah satu merek dagang dari grup perusahaan fesyen Inditex. 

Grup ini memiliki delapan merek kelas atas, termasuk Massimo Dutti dan label remaja Stradivarius.

Baca Juga :  BMKG Imbau Pemudik Nataru 2024-2025 Waspadai Cuaca Ekstrem dan Potensi Gangguan Lalu Lintas

Pada Forbes, Selasa (12/12/2023), harta Amancio Ortega telah mencapai US$ 95,6 miliar atau setara dengan Rp 1.492,2 triliun. 

Angka ini menempatkan dirinya di posisi terkaya ke-14 di dunia. Meskipun usahanya sangat terkenal, Amancio Ortega enggan bertemu dengan wartawan dan menceritakan kisah hidupnya. 

Profilnya kebanyakan dirangkai dari wawancara orang-orang yang mengenalnya.

Ortega lahir di Kota Leon, Spanyol, pada tahun 1936. 

Anak bungsu dan ketiga kakaknya pindah saat ayahnya, pegawai jawatan kereta api, dimutasi ke kota lain, La Coruna. 

Saat itu Ortega baru berusia 14 tahun. Dia terpaksa berhenti sekolah dan mulai bekerja sebagai office boy di sebuah pabrik baju di sudut Kota La Coruna. 

Karirnya mulai meningkat ketika dia mendapat kesempatan menjadi pembantu penjahit.

Pekerjaan kasar yang digeluti Amancio Ortega Gaona berubah saat ia tiba-tiba memiliki ide membuat pakaian sendiri. 

Ide ini kemudian membawanya untuk mendirikan Zara, jaringan toko pakaian yang dikenal di seluruh dunia. 

Baca Juga :  Kekalahan Apriyani/Fadia di Laga Terakhir Fase Grup Olimpiade Paris 2024, Jadi Juru Kunci Grup

Zara dan jaringan toko pakaian sejenisnya sering disebut meniru desain supermahal dan menjadikannya pakaian dengan harga lebih terjangkau.

Suatu kali, Ortega melihat gaun malam bermotif kembang yang sangat mahal. Dia memiliki ide untuk meniru gaun itu. 

Alasannya sederhana, yakni hanya orang-orang sangat kaya yang bisa membeli pakaian-pakaian bagus. 

Dia ingin membuat pakaian bagus tapi dengan harga terjangkau. Selama beberapa minggu, ia menghabiskan waktu luang di mesin jahit iparnya untuk menjiplak negligee mahal itu. Karyanya laku dan ia segera membuat model-model lain.

Ortega mulai serius dengan bisnis tersebut. Dia kemudian membeli kain-kain murah dari Barcelona, membuat pakaian bagus tapi murah, dan menjualnya di toko-toko sekitar rumahnya di La Coruna. 

Bisnisnya berkembang dan pada 1963, pada usia 27 tahun, ia sudah mendirikan perusahaan sendiri, Confecciones Goa. 

Pabrik ini membuat dan menjual kimono mandi yang bagus.

Meski bisnisnya berjalan lancar, ia tidak puas. Pada 1975, ia mendirikan toko Zara pertamanya.

Baca Juga :  Wanita Berinisial AS Ditangkap Polisi atas Tuduhan Penipuan

 adalah toko pakaian yang selalu up-to-date tapi harganya terjangkau dan penampilannya “wah”.

 Toko pertamanya berdiri di depan sebuah toko serba ada paling elite di La Coruna. Posisi toko yang strategis membuat Ortega kemudian mendapat predikat sebagai orang yang pintar mencari lokasi yang bagus.

 Tokonya sukses dan telah terkenal sebagai toko pakaian dengan harga terjangkau tapi kualitas desainnya bagus.

Kebijakan Amancio Ortega Gaona agar toko-tokonya dengan cepat berganti isi membuat pabriknya tidak pernah memproduksi satu model dalam jumlah banyak. 

Ia lebih suka toko menyediakan stok lebih sedikit dan lebih sering berganti isi dengan yang baru, hal ini bisa mengurangi biaya penyimpanan dan logistik.

Zara tumbuh cepat dan kemudian Ortega mendirikan perusahaan induknya, Industria de Diseño Textil, S.A. (Inditex). 

Inditex memiliki lebih kurang 100 perusahaan, termasuk Zara. Semua perusahaannya terkait dengan pakaian, mulai dari desain tekstil, konfeksi, sampai toko.

Berita Terkait

Titiek Puspa Meninggal Dunia di Usia 87 Tahun
Benarkah PNS Mengalami Kenaikan Gaji Sampai 16 Persen? Berikut Penjelasannya!
Telah Ditetapkan Jadi Tersangka, Dokter PPDS UNPAD Pemerkosa Pendamping Pasien Terancam 12 Tahun Penjara
Djoko Tjandra Diperiksa KPK soal Kasus Harun Masiku, Mengaku Tak Kenal
Kemenkes Cabut Izin Praktik Dokter PPDS Unpad Pelaku Pemerkosaan di RSHS
Pemkab Situbondo Anggarkan Rp 3,6 Miliar untuk Mobil Dinas, Bupati Pernah Tolak Sebelumnya
Dedi Mulyadi: Bawa Anak ke Kantor Sah-Sah Saja, Asal Bukan Selingkuhan
Trump Naikkan Tarif Impor Tiongkok Jadi 125 Persen, 75 Negara Lain Dapat Penangguhan

Berita Terkait

Thursday, 10 April 2025 - 19:17 WIB

Titiek Puspa Meninggal Dunia di Usia 87 Tahun

Thursday, 10 April 2025 - 13:24 WIB

Benarkah PNS Mengalami Kenaikan Gaji Sampai 16 Persen? Berikut Penjelasannya!

Thursday, 10 April 2025 - 13:16 WIB

Telah Ditetapkan Jadi Tersangka, Dokter PPDS UNPAD Pemerkosa Pendamping Pasien Terancam 12 Tahun Penjara

Thursday, 10 April 2025 - 09:56 WIB

Kemenkes Cabut Izin Praktik Dokter PPDS Unpad Pelaku Pemerkosaan di RSHS

Thursday, 10 April 2025 - 09:53 WIB

Pemkab Situbondo Anggarkan Rp 3,6 Miliar untuk Mobil Dinas, Bupati Pernah Tolak Sebelumnya

Berita Terbaru

Titiek Puspa Meninggal Dunia

Berita

Titiek Puspa Meninggal Dunia di Usia 87 Tahun

Thursday, 10 Apr 2025 - 19:17 WIB