Siti Atikoh kunjungan ke Madiun ditanya terkait lowongan pekerjaan untuk penyandang desabilitas ( Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Siti Atikoh Supriyanti, istri calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, telah berkunjung ke Madiun, Jawa Timur.
Dalam momen itu Siti Atikoh ditanya tentang program lapangan kerja untuk orang dengan disabilitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bu, kami banyak sekali mendengar keluh kesah dari orang tua yang punya anak disabilitas yaitu sekolah tentu mereka kesulitan. Tetapi setelah lulus sekolah, ini mau kemana? seperti itu. Tolong berikan pada kami program kegiatan apa dari Pak Ganjar Mahfud nanti untuk menyokong lapangan pekerjaan untuk penyandang disabilitas,” ujar warga Madiun bernama Lia ke Siti Atikoh Senin (18/12/2023).
Menurut Atikoh, yang pertama harus dipersiapkan adalah akses pembangunan terutama disabilitas.
“Tentu ketika mau pendidikan yang inklusif yang harus dilakukan pertama adalah menyiapkan environment nya dulu. Saya juga banyak melakukan monitoring ya terkait dengan pendidikan inklusif itu ada sekolahan yang terkadang semacam formalitas saja inklusif itu tetapi ternyata guru dan temen-temennya itu belum disiapkan termasuk juga orang tua,” jawab Siti Atikoh.
Atikoh juga berpendapat bahwa anak-anak harus mempunyai lingkungan aman sehingga tidak merasa berbeda.
“Tentu ketika mau pendidikan yang inklusif yang harus dilakukan pertama adalah menyiapkan environment nya dulu. Saya juga banyak melakukan monitoring ya terkait dengan pendidikan inklusif itu ada sekolahan yang terkadang semacam formalitas saja inklusif itu tetapi ternyata guru dan temen-temennya itu belum disiapkan termasuk juga orang tua,” jawabnya.
Hal ini dikarenakan jika didorong terlalu keras, anak akan terpaksa bersaing dengan teman-temannya dalam standar yang berbeda-beda.
“Kemudian yang kedua ada juga pendampingan pada orang tua. Karena mereka juga memiliki keterbatasan untuk bisa mendampingi. Padahal ini kan beda-beda, misalnya yang fisik atau mungkin yang tuli atau yang lainnya itu tentu pendekatannya berbeda-beda ini yang kedua ya,” paparnya.
Atikoh juga menyatakan bahwa masalah persaingan dalam karier orang dengan disabilitas seperti mereka tidak dihitung atau dinilai
“Treatment-nya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Karena pasti harus berbeda antara disabilitas a dan b. Belum lagi yang disabilitas intelektual, disabilitas intelektual itu mereka biasanya orangnya sangat tekun, tetapi repetitif, jadi biasanya kalau menggambar itu mereka oke, kemudian hal-hal yang berkaitan dengan yang repetitif itu mereka bisa diasah ke situ,” tuturnya
Bahkan jika mereka sudah berusaha sebaik mungkin, sehingga perlu adanya pembinaan kondisi masyarakat.