Warga Bandung Protes Penyebaran Nyamuk Wolbachia-SwaraWarta.co.id (Sumber: Freepik) |
SwaraWarta.co.id – Puluhan warga Kota Bandung, Jawa Barat, menyampaikan protes mereka terhadap penyebaran nyamuk Wolbachia di wilayah mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Jabar, mengecam keputusan pemerintah yang dianggap memaksakan program tersebut tanpa sosialisasi yang memadai.
Ketua Majelis Adat Sunda, Ari Mulia Subagja, menyatakan bahwa masyarakat merasa resah dan meminta penjelasan terkait program tersebut.
Ari Mulia Subagja menyoroti kurangnya sosialisasi terkait penyebaran nyamuk Wolbachia, sehingga masyarakat merasa menjadi “bahan percobaan.”
Dia mengutip contoh Singapura di mana awalnya kasus demam berdarah menurun, namun empat tahun kemudian kasusnya malah meningkat drastis hingga 200 persen.
Selain itu, Ari juga mencemaskan dampak ekologi alam yang terganggu akibat program ini.
Wilayah Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, menjadi fokus penyebaran nyamuk Wolbachia.
Camat Ujungberung, Abriwansyah Fitri, menjelaskan bahwa Kota Bandung ditunjuk sebagai salah satu dari lima kota yang akan mengimplementasikan program tersebut.
Dia menguraikan bahwa penyebaran nyamuk ini dimulai di Kelurahan Pasanggrahan, dan jika berhasil, akan diterapkan di empat kelurahan lain di Ujungberung.
Abriwansyah Fitri menekankan bahwa program ini membutuhkan waktu untuk melihat hasilnya, dengan estimasi satu hingga dua tahun untuk merasakan dampak positifnya.
Meskipun sempat ada penolakan dari beberapa warga, tetapi setelah diberikan penjelasan, banyak yang memahami dan tidak memaksa jika ada yang tetap menolak.
Jumlah ember penyebaran nyamuk Wolbachia telah dipetakan dengan rinci di 15 RW, dan meski ada penolakan awal, program ini telah berjalan seperti biasa.
Abriwansyah Fitri menjamin bahwa jika ada warga yang tetap menolak, ember akan dipindahkan dengan jarak yang ditetapkan untuk memastikan keberhasilan program.
Namun, upaya pemerintah ini masih menghadapi resistensi dari sebagian warga yang merasa terpinggirkan dan khawatir terhadap konsekuensi jangka panjangnya.
Sementara pihak berwenang mencoba memberikan pemahaman, tantangan sosialisasi dan mitigasi ketidakpastian masih menjadi fokus utama.
Program penyebaran nyamuk Wolbachia ini sudah dijadwalkan akan dilakukan di beberapa wilayah, akan tetapi banyak penolakan karena dianggap mengandung konsekuensi kurang baik ke depannya.
Salah satu daerah di Indonesia yang menolak sebaran nyamuk ini adalah Provinsi Bali, masysrakat dengan tegas menolak program pemerintah ini di wilayah mereka.***