Pengungsi Rohingya yang terlantar di sejumlah negara (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Situasi pengungsi Rohingya saat ini sangat memprihatinkan dengan memburuknya keadaan di Cox’s Bazar, Bangladesh dan penolakan yang terjadi di negara-negara Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pengungsi Rohingya tidak memiliki harapan untuk kembali ke negeri asalnya, yakni Myanmar.
Kelompok Rohingya ini dianggap sebagai kelompok pengungsi paling menyedihkan di dunia saat ini.
Amerika Serikat membuat pengungsi Rohingya sebagai prioritas dan berjanji untuk meningkatkan jumlah warga Rohingya yang dapat kembali pada tahun 2024.
Program Penerimaan Pengungsi Amerika Serikat (USRAP) juga akan diberikan kepada pengungsi Rohingya yang berada di berbagai negara Asia Tenggara, Bangladesh, dan India pada tahun yang sama.
AS memiliki tujuan agar negara-negara ketiga juga dapat memperluas pemukiman bagi pengungsi Rohingya dan menciptakan solusi negara ketiga yang baru untuk mereka.
Janji-janji ini diumumkan pada Forum Pengungsi Global (GRF) 2023. Amerika Serikat juga mengumumkan program baru bernama Welcome Corps at Work yang akan membantu pengungsi Rohingya untuk memiliki akses terhadap pekerjaan di Amerika Serikat.
AS juga mendukung program pelatihan keterampilan bagi pengungsi Rohingya dan masyarakat AS.
Ada 26 komitmen yang diumumkan di pertemuan GRF yang menunjukkan kepedulian dan kepemimpinan AS dalam mengatasi masalah pengungsi Rohingya dan masyarakat lokal di saat krisis tersebut.