Kericuhan Iringan-Iringan Jenazah Lukas Enembe-SwaraWarta.co.id (Sumber: ERA.ID) |
SwaraWarta.co.id – Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menjadi sasaran amukan massa saat kericuhan iring-iringan jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe di Jayapura, Kamis (28/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Benny Ady Prabowo, Kabid Humas Polda Papua, menyatakan bahwa Mathius dievakuasi ke pos polisi terdekat oleh pengawal pribadi.
Saat itu, iring-iringan jenazah Lukas Enembe dari Bandara Sentani menuju STAKIN di Jayapura terganggu oleh aksi sepihak warga yang mengambil alih pengawalan.
Meskipun awalnya direncanakan oleh keluarga dan aparat, warga memutuskan untuk mengambil inisiatif.
Terjadi provokasi di tengah perjalanan, memicu pelemparan dan perusakan terhadap rumah dan mobil yang diparkir.
Benny Ady Prabowo menyebut bahwa Mathius dievakuasi ke pos polisi terdekat, namun belum dapat dipastikan apakah ia mengalami luka.
Insiden ini berujung pada penyerangan terhadap aparat, dan Pj Gubernur Papua M Ridwan Rumasukun dilaporkan mengalami luka pada bagian kepala akibat lemparan batu.
Wakil Ketua DPR RI asal Papua, Yunus Wonda, menyatakan bahwa jenazah Lukas Enembe akan dibawa ke STAKIN untuk penghormatan terakhir dari mahasiswa dan masyarakat Papua.
Selanjutnya, jenazah akan dibawa ke tempat pemakaman di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.
Lukas Enembe, mantan Gubernur Papua, sebelumnya divonis dengan hukuman 8 tahun penjara dan dicabut hak politik selama 5 tahun atas kasus suap dan gratifikasi senilai Rp19,6 miliar.
Dia dinyatakan bersalah melanggar Pasal 12 huruf a UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP jo Pasal 65 ayat 1 KUHP dan Pasal 12 huruf B UU Tipikor.
Pertikaian ini mencuat saat warga memprovokasi dan mengambil alih pengawalan jenazah, menciptakan kekacauan di sepanjang perjalanan.
Proses evakuasi Kapolda Papua menjadi prioritas untuk memastikan keselamatan.
Pj Gubernur Papua M Ridwan Rumasukun mengalami luka kepala akibat lemparan batu, menambah kompleksitas situasi yang semakin tegang.
Kerusuhan ini menggambarkan ketegangan antara warga, keluarga, dan aparat terkait penanganan jenazah dan keputusan sepihak untuk mengawalnya.
Wakil Ketua DPR RI Yunus Wonda menekankan pentingnya menjaga kondusivitas selama prosesi pemakaman. Jenazah Lukas Enembe, terpidana korupsi, tetap menjadi fokus perhatian, sementara keamanan harus diutamakan.
Rencana penghormatan terakhir dari mahasiswa dan masyarakat Papua menjadi tantangan ketika iring-iringan jenazah diwarnai oleh tindakan anarkis dan penyerangan terhadap aparat.
Pihak berwenang diharapkan dapat meredakan ketegangan dan memastikan bahwa prosesi pemakaman berjalan dengan aman dan terhormat.
Kondisi Kapolda Papua Mathius D Fakhiri yang dievakuasi menjadi fokus perhatian, karena keamanan para pejabat di tengah kerusuhan menjadi prioritas utama.
Informasi terbaru tentang keadaan Mathius akan memberikan gambaran lebih jelas tentang dampak langsung dari kericuhan tersebut.
Penting untuk mencari solusi damai dan mengevaluasi langkah-langkah yang diambil oleh pihak berwenang dalam menangani situasi ini.
Kejadian ini mencerminkan ketidakstabilan sosial dan perlu upaya bersama untuk mengembalikan ketertiban serta menjamin keamanan dan keamanan bagi semua pihak terlibat.***