Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Meningkat, Warga Diimbau Waspada-SwaraWarta.co.id (Sumber: Kompas) |
SwaraWarta.co.id – Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten, telah menjadi fokus perhatian dengan aktivitas vulkaniknya yang meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Laporan terbaru dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat delapan kali guguran lava dalam satu periode pengamatan.
Dari delapan kejadian tersebut, tujuh kali lava meluncur menuju Kali Bebeng dengan jarak maksimum mencapai 2.000 meter, sementara satu kali mengarah ke Kali Boyong dengan jarak luncur 1.000 meter.
Kejadian ini menjadi bagian dari serangkaian aktivitas vulkanik yang tercatat pada 30 Desember 2023, dari pukul 00.00 hingga 24.00 WIB.
Selama periode tersebut, cuaca di sekitar Gunung Merapi beragam, mulai dari cerah, berawan, hingga mendung.
Angin bertiup tenang ke arah barat dan timur. Suhu udara berkisar antara 18-27 °C, dengan kelembaban udara mencapai 60-99%.
Tekanan udara berada dalam rentang 768.5-919.2 mmHg, dan volume curah hujan mencapai 85 mm per hari.
Secara visual, Gunung Merapi terlihat jelas dengan tingkat kabut 0-II dan 0-III.
Asap kawah teramati berwarna putih dengan tekanan lemah, mencapai tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Aktivitas gempa juga mencapai tingkat yang signifikan selama periode tersebut. Ada 93 kejadian gempa guguran dengan amplitudo bervariasi antara 3-27 mm dan durasi berkisar 31.8-272.4 detik.
Selain itu, terdapat 11 kejadian gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 2-7 mm, S-P 0.3-0.6 detik, dan durasi 5.32-8.64 detik.
Gempa tektonik jauh tercatat sebanyak dua kali dengan amplitudo 3-10 mm, S-P 18.76-25.81 detik, dan durasi 66.12-90.44 detik.
Dalam menghadapi potensi bahaya, BPPTKG mengeluarkan rekomendasi untuk wilayah-wilayah tertentu.
Potensi guguran lava dan awanpanas di sektor selatan-barat daya melibatkan Sungai Boyong, Sungai Bedog, Sungai Krasak, dan Sungai Bebeng dengan radius maksimal 5 km.
Di sektor tenggara, potensi bahaya melibatkan Sungai Woro dan Sungai Gendol dengan radius maksimal 3 km dan 5 km.
Selain itu, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat mencapai radius 3 km dari puncak.
Suplai magma yang terus berlangsung dapat memicu awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya, serta mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi.
BPPTKG juga menekankan pentingnya antisipasi terhadap gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Selain itu, jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diminta untuk terus memantau informasi terbaru dan mengikuti petunjuk serta rekomendasi dari otoritas terkait.
Dalam situasi seperti ini, keselamatan dan kewaspadaan menjadi prioritas utama bagi seluruh warga di sekitar Gunung Merapi.***