Sosok James pensiunan BUMN yang mutilasi istrinya ternyata dikenal anti sosial dan tempramental (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – James Loodewky Tomatala (61) melakukan tindak kekerasan dengan cara memutilasi istrinya, Ni Made Sutarni (55), di rumah mereka yang terletak di Jalan Serayu, Kelurahan Bunulrejo, Blimbing, di Kota Malang.
James dikenal sebagai orang yang cenderung tidak ramah dan mudah tersulut emosi oleh tetangganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kesehariannya itu anti sosial. Kayak ada orang meninggal dunia itu tidak pernah nyelawat. Kemudian kalau ada kegiatan kampung juga tidak pernah keluar. Orangnya itu juga temperamental,” ujar Ketua RW 02 Endah Lestari
James memutilasi tubuh istrinya menjadi 10 bagian dan meletakkannya di teras rumah mereka dengan menggunakan ember.
Setelah melakukan tindakan keji tersebut, James menyerahkan diri ke Polsek Blimbing pada Minggu (31/12) sekitar pukul 08.00 WIB.
Setelah menerima informasi, Satreskrim Polresta Malang langsung menuju ke kediaman tersangka untuk melakukan olah TKP.
James dan Ni Made Sutarni mempunyai dua anak laki-laki dan perempuan, tetapi keduanya tidak tinggal bersama ayah mereka di Malang karena bekerja di Bali dan Singapura.
“Anak-anaknya ini udah keluar untuk kerja itu sejak 2-3 tahun lalu. Selama itu yang tinggal di rumah cuma James sama istrinya itu, kemudian awal tahun 2023 kalau tidak salah istrinya minggat,” terang Endah.
“Jadi bu Made ini sudah minggat hampir satu tahun. Kemudian pak James ini dapat kabar istrinya ada di Kota Malang mengikuti kegiatan di Jalan Soekarno-Hatta dan akhirnya dijemput pulang,” sambungnya
Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto mengatakan bahwa setelah tersangka menyerahkan diri, petugas segera menuju ke rumah tersangka untuk mengamankan jenazah serta melakukan olah TKP.
“Saat kami masuk melihat tidak ada tanda-tanda kehidupan. Korban ditemukan dalam kondisi terpotong menjadi beberapa bagian. Bagian tubuh ditemukan diember halaman rumah,” terangnya.
“Jenazah saat ini sudah dibawa ke RSSA Malang dan akan dilakukan autopsi. Kini masih menghubungi keluarga korban untuk meminta persetujuan terkait autopsi. Kebetulan keluarga (anak korban) ada di Bali,” sambungnya.
Selain mengevakuasi jenazah korban, petugas kepolisian juga menemukan sejumlah barang bukti yang diduga digunakan tersangka untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap korban.