Almarhum Rizal Ramli di Mata Zulhas-SwaraWarta.co.id (Sumber: Detik) |
SwaraWarta.co.id – Wafatnya Rizal Ramli telah menimbulkan kesedihan mendalam di kalangan keluarga, teman, dan rekan kerjanya.
Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), menyampaikan belasungkawa, mengakui peran Rizal Ramli dalam pendirian PAN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Zulkifli Hasan, yang juga Menteri Perdagangan Indonesia, mengungkapkan bahwa pada awal berdirinya PAN, Rizal Ramli turut aktif meskipun tidak terdaftar secara resmi dalam dokumen pendirian.
Zulhas menyebutkan bahwa Rizal aktif dalam pendirian Partai Amanat Nasional. Hal itu dikatakan Zulkifli Hasan setelah melayat di rumah duka di Jakarta.
Meskipun seringkali berbeda pandangan, Zulkifli Hasan menekankan bahwa perbedaan tersebut tidak pernah menghambat kelangsungan persahabatan mereka.
Zulhas juga menyebutkan bahwa dirinya mengenalnya dengan baik. Kadang-kadang mereka berdua memiliki perbedaan pandangan yang tajam, tetapi persahabatan mereka tetap berlanjut.
Zulkifli Hasan menyampaikan belasungkawa secara pribadi, sebagai Menteri Perdagangan, dan sebagai Ketua PAN.
Karena itu Zulhas berdoa agar sahabatnya tersebut mendapatkan kehidupan akhir yang baik, kekuatan, kesabaran, dan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkannya.
Rizal Ramli, yang meninggal akibat kanker pankreas stadium akhir pada usia 70 tahun, menjalani perawatan selama sekitar dua bulan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Selain Zulkifli Hasan, sejumlah tokoh terkemuka lainnya juga turut melayat, termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Jimly Asshidqie, dan Mantan Ketua PAN Hatta Rajasa.
Kehadiran para tokoh terkemuka ini di pemakaman mencerminkan dampak yang dimiliki Rizal Ramli dalam berbagai aspek politik dan tata pemerintahan Indonesia.
Warisan Rizal Ramli tidak hanya terbatas pada afiliasi politik, melainkan juga meninggalkan jejak kerja sama yang membentuk arah negara.
Keterlibatannya secara aktif dalam tahun-tahun awal PAN, meskipun tidak tercatat secara resmi, menegaskan kedalaman komitmennya terhadap pembentukan lanskap politik Indonesia.
Perbedaan pandangan yang diakui oleh Zulkifli Hasan menyoroti sifat nuansa hubungan politik, di mana individu dapat memiliki perbedaan pendapat namun tetap mempertahankan ikatan yang kuat.
Dinamika tersebut menegaskan pentingnya diskusi terbuka dan kemampuan untuk menavigasi perbedaan pendapat sambil menjalin hubungan yang bermakna.
Sementara bangsa ini berduka atas kepergian Rizal Ramli, ungkapan simpati dari pemimpin politik menunjukkan dampaknya dalam membentuk ideologi dan dasar partai politik seperti PAN.
Kontribusinya akan diingat tidak hanya dalam konteks kebijakan tertentu, tetapi juga dalam narasi lebih luas tentang evolusi politik Indonesia.***