Potret Ganjar Pranowo (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 3, mengaku prihatin atas ancaman pembunuhan yang dialami oleh saingannya, Anies Baswedan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ganjar menegaskan bahwa Indonesia mengadopsi sistem demokrasi, dan dalam demokrasi, perbedaan pendapat harus disampaikan dengan baik dan tidak ada ruang untuk ancaman.
Ganjar menekankan bahwa dalam sistem demokrasi, setiap pihak harus menjaga nilai-nilai demokrasi itu sendiri.
“Ya kalau kita sudah punya demokrasi, jangan lupa ngancem begitu. Biarkan rakyat bisa memilih dengan baik,” jelas Ganjar usai berziarah ke makam Gus Dur di Jombang, Jumat (12/1).
Dia juga menyayangkan jika ancaman ini muncul karena debat antara kandidat presiden beberapa waktu lalu.
Menurutnya, debat seharusnya membantu para pemilih untuk mencari informasi tentang kandidat, membandingkan mereka, dan membuat keputusan yang tepat.
Ganjar juga menjelaskan bahwa dalam debat, kandidat seharusnya saling berhadapan secara konstruktif.
“Jadi kita mesti menjaga kalau mau demokratis,” Ungkapnya.
Menurut Ganjar, perdebatan yang sehat harus dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab, tanpa kampanye hitam dan hoaks.
Selain itu, dalam proses kampanye taktik negatif boleh dilakukan supaya skor lawan politiknya turun, tapi tidak dengan menyebarkan hoaks.
“Jagalah nilai-nilai demokrasi yang ada. Debat boleh-boleh saja tidak setuju pada kebijakan, tidak boleh black campaign [kampanye hitam], tapi negative campaign [kempanye negatif] boleh. Itulah proses perdebatan,” jelasnya.
Pada hari yang sama, Anies Baswedan menerima ancaman pembunuhan ketika melakukan siaran langsung di media sosial TikTok. Dimana pelaku mengancam akan menembak kepala Anies Baswedan.