Isra’ Mi’raj memiliki peran penting bagi umat Islam ( Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Isra Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Baitul Maqdis).
Menurut hadis yang kuat, beliau mengendarai buraq dalam menempuh Isra’ Mi’raj sejenis hewan berwarna putih, ke Baitul Maqdis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah itu, perjalanan Isra’ Mi’raj beliau pergi ke Masjidil Aqsa untuk mendirikan salat dua rakaat.
Setelah salat, Malaikat Jibril datang membawa segelas arak dan segelas susu. Beliau memilih susu, yang dikatakan Jibril sesuai dengan fitrah.”Engkau telah memilih fitrah.”
Kemudian, Allah SWT menaikkan Nabi Muhammad SAW ke langit pertama bersama Malaikat Jibril. Malaikat Jibril meminta agar penjaga pintu langit membukakan pintunya.
“Siapa kamu?”
Jibril menjawab, “Aku Jibril.”
Penjaga langit bertanya lagi, “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Penjaga pintu langit kembali bertanya, “Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah?)”
Jibril menjawab, “Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah).”
Setiap langit dikunjungi oleh para nabi, termasuk Nabi Yusuf AS di langit ketiga, Nabi Idris AS di langit keempat, Nabi Harun AS di langit kelima, Nabi Musa AS di langit keenam, dan Nabi Ibrahim AS di langit ketujuh.
Kemudian, Malaikat Jibril membawa Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha, di mana Allah SWT memberikan wahyu dan mewajibkan salat 50 kali dalam sehari semalam.
Setelah turun kembali ke dunia, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS. Nabi Musa AS meminta agar Nabi Muhammad SAW meminta maaf atas kewajiban salat yang terlalu berat.
“Kembalilah menemui Tuhanmu dan mintalah keringanan kepada-Nya. Sebab, umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu. Aku telah menguji bani Israil,” ucap Nabi Musa AS.
Akhirnya, Allah SWT mewajibkan lima waktu salat dalam sehari semalam. Nabi Muhammad SAW juga diizinkan memasuki surga.
“Jibril membawaku ke (pohon) Sidratul Muntaha yang diselimuti oleh berbagai warna yang tidak dapat kukatakan warna apa itu. Kemudian aku dipersilakan masuk ke surga yang di dalamnya terdapat dinding-dinding dari mutiara dan tanahnya bubuk kesturi.”
Hadis tentang Isra Miraj ini dihimpun dalam kitab al-Isra’ wa al-Mi’raj oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Jalaluddin As-Suyuthi, yang diterjemahkan oleh Arya Noor Amarsyah.