Pemeran Semar dalam kampanye Akbar Ganjar Mahfud yang meninggal dunia ( Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Seorang seniman asal Kota Solo yang juga menjadi akademisi di ISI Surakarta, Blacius Subono, meninggal dunia setelah tampil sebagai pemeran Semar Badranaya dalam kampanye Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Solo, Jawa Tengah.
Kejadian tersebut terjadi pada saat momen penyerahan wayang kepada Ganjar-Mahfud.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Blacius pertama kali tampil sebagai pemeran Semar dalam pentas wayang orang di acara kampanye Ganjar-Mahfud di depan Balai Kota Solo pada hari Sabtu tanggal 10 Januari.
Setelah pertunjukan tersebut selesai, dilakukan penyerahan wayang kepada Ganjar dan Mahfud.
Blacius yang berdiri di belakang Ganjar tiba-tiba terjatuh dan langsung dibawa untuk mendapatkan perawatan sehingga semenjak itu ia tidak dapat mengikuti momen terakhir penyerahan wayang.
“Pas penyerahan itu mas bonl ngglundung, kaget kabeh. Langsung dibawa ambulan dibawa ke RSUD Moewardi,” kata Menurut rekan Bono, ST Wiyono seperti yang dikutip dari CNNIndonesia.com.
Wayang Wisanggeni kemudian diserahkan kepada Ganjar oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani, sementara wayang Semar diserahkan kepada Mahfud oleh Yenny Wahid.
Penampilan Blacius sebagai Semar dalam kampanye Ganjar-Mahfud merupakan yang terakhir baginya.
Dalam fragmen wayang orang itu, diceritakan kisah Wisanggeni dan Semar Badranaya yang melawan Betari Durga dan anaknya, Dewasrani.
Pertunjukan tersebut disutradarai oleh Agung Kusumo Widagdo dan dinarasikan oleh ST Wiyono. Sementara itu, Blacius Subono memainkan peran Semar.
“Jadi betari durga itu orang yang sangat berambisi untuk menjadikan putranya sebagai penguasa jagat raya,” terang Wiyono.
“Apapun dilakukan. Aturan, tatanan, ditabrak kabeh (semua) demi anaknya menjadi penguasa jagat,” katanya.
Ambisi Betari Durga dan Dewasrani menimbulkan kekacauan di alam semesta, sehingga pada akhirnya Semar bersama Wisanggeni harus menghadapi ibu beranak tersebut.
“Ternyata dia harus berhadapan dengan wisanggeni dan badranaya yang lahir dari rakyat,” katanya.
Pertunjukan diakhiri dengan penyerahan wayang Wisanggeni kepada Ganjar oleh Puan Maharani, sementara wayang Semar diserahkan kepada Mahfud oleh Yenny Wahid.