SwaraWarta.co.id – Hubungan antara Pakistan dan India kembali memanas setelah serangan militan mematikan di wilayah Kashmir yang disengketakan.
Insiden yang menewaskan puluhan warga sipil ini memicu kecaman keras dari New Delhi, yang menuding Islamabad berada di balik serangan tersebut.
Sebaliknya, Pakistan membantah keterlibatan dan menyerukan penyelidikan internasional.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketegangan ini diperburuk dengan pernyataan para pemimpin dari kedua negara yang saling melontarkan ancaman.
Menteri Pertahanan Pakistan, dalam sebuah pernyataan pers, memperingatkan bahwa setiap agresi dari India akan dibalas dengan kekuatan penuh.
Sementara itu, Perdana Menteri India menegaskan bahwa negaranya tidak akan mentolerir terorisme lintas batas dan akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kedaulatan dan integritas teritorialnya.
Para analis khawatir bahwa retorika yang meningkat dan mobilisasi pasukan di kedua sisi perbatasan dapat dengan mudah memicu konflik bersenjata.
Kashmir, wilayah yang menjadi sengketa sejak kemerdekaan kedua negara pada tahun 1947, telah lama menjadi titik api. Beberapa perang dan konfrontasi militer terbatas telah terjadi di antara kedua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir ini.
Komunitas internasional memberikan keprihatinan mendalam atas situasi yang memburuk ini.
Beberapa negara dan organisasi internasional telah menyerukan kepada Pakistan dan India untuk menahan diri dan mencari solusi damai melalui dialog.
Namun, upaya diplomat sedikit kemajuan di tengah meningkatnya rasa saling tidak percaya dan permusuhan.
Penduduk di wilayah perbatasan hidup dalam ketakutan akan eskalasi lebih lanjut. Mereka telah menyaksikan siklus kekerasan dan konflik selama beberapa dekade dan sangat menginginkan perdamaian.
Namun, dengan kedua negara yang tampaknya berada di jalur konfrontasi, harapan untuk resolusi damai tampak semakin menipis.
Dunia kini semakin memanas, berharap agar kedua negara ini dapat mundur dari jurang peperangan.