Tradisi Ramadan UEA, Haq Al Laila-SwaraWarta.co.id (Sumber: Merdeka.com) |
SwaraWarta.co.id – Tradisi Haq Al Laila berlangsung pada tanggal 15 Sha’ban, sebulan sebelum Ramadan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Anak-anak menyanyikan lagu-lagu keagamaan dan diberikan permen, cokelat, dan kacang oleh mengunjungi rumah-rumah warga di lingkungan.
Haq Al Laila adalah tradisi yang dijalankan oleh masyarakat Muslim, khususnya di beberapa negara Timur Tengah dan Asia.
Tradisi ini terjadi pada malam ke-15 bulan Sha’ban, yang terletak sebelum bulan Ramadan.
Sha’ban sendiri dianggap sebagai persiapan menuju bulan Ramadan, bulan suci di mana umat Muslim berpuasa.
Pada malam Haq Al Laila, anak-anak di lingkungan tersebut berkumpul untuk menyanyikan lagu-lagu keagamaan yang mencerminkan nilai-nilai kebaikan dan ketaatan kepada ajaran agama.
Mereka mempersiapkan diri dengan semangat kegembiraan, menantikan perjalanan ke rumah-rumah warga setempat.
Ketika malam tiba, rombongan anak-anak tersebut berkeliling di lingkungan, bersorak sambil menyanyikan lagu-lagu tradisional.
Suasana penuh keceriaan dan semangat keagamaan memenuhi udara.
Mereka mengunjungi rumah-rumah tetangga dan berkumpul di beranda atau halaman untuk memberikan penampilan kecil mereka.
Para penduduk yang menyambut kedatangan mereka sudah menyiapkan berbagai jenis hadiah, seperti permen, cokelat, dan kacang.
Anak-anak dengan riangnya menerima hadiah-hadiah tersebut sebagai bentuk apresiasi atas penampilan mereka.
Ini bukan hanya sekadar tradisi keagamaan, tetapi juga menciptakan ikatan sosial yang erat antara anak-anak dan komunitas mereka.
Tradisi Haq Al Laila memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan keagamaan dan memperkuat hubungan antarwarga dalam lingkungan tersebut.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momen untuk mentransmisikan nilai-nilai keagamaan dan budaya dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda.
Para orang tua dan penduduk setempat seringkali turut serta dalam menyokong dan memeriahkan tradisi ini.
Mereka bisa memberikan bantuan dalam persiapan acara, menyediakan hadiah-hadiah, atau bahkan ikut menyanyikan lagu-lagu keagamaan bersama anak-anak.
Dengan mengikuti tradisi Haq Al Laila, masyarakat tidak hanya merayakan kebersamaan, tetapi juga memperkuat identitas keagamaan dan budaya mereka.
Ini menjadi momen yang diantisipasi oleh anak-anak sebagai pengalaman yang menyenangkan dan berkesan, sementara bagi orang tua dan warga dewasa, tradisi ini memupuk rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap generasi penerus.
Seiring berjalannya waktu, tradisi Haq Al Laila tetap menjadi bagian yang berharga dari warisan budaya dan keagamaan di masyarakat tersebut, diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Melalui kegiatan ini, nilai-nilai spiritual dan sosial terus dijaga dan diteruskan, menciptakan fondasi kuat bagi pembentukan karakter dalam komunitas tersebut.***