Siput – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
SwaraWarta.co.id – Bicara soal Daur Hidup Siput, kita akan mengulang kembali pelajaran IPA pada saat SD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ini tentunya mengasyikkan, mengingat pada kebanyakan orang sudah mulai lupa bagaimana Daur Hidup Siput itu terjadi.
Sebelum kita membahas lebih jauh perihal Daur Hidup Siput, sebaiknya kita harus mengenal dulu si siputnya itu sendiri.
Siput secara habitat, sangat gampang ditemukan oleh manusia terutama pada tempat-tempat yang lebih lembap dari tempat di sekitarnya.
Secara kasat mata, siput dapat dikenali langsung dengan keberadaan siput karena memiliki cangkang yang dibawa oleh tubuhnya.
Akan tetapi, ada beberapa jenis siput yang sama sekali tidak memiliki cangkang.
Siput bisa muncul di mana saja, termasuk muncul secara tidak terduga di dalam rumah. Pergerakannya yang sedikit lambat tidak membuat siput malas bergerak.
Secara umum, siput termasuk ke dalam Kingdom animalia, dengan subphylum masuk ke dalam golongan avertebrata, sementara untuk phylum-nya sendiri masuk ke dalam golongan moluska.
Siput masuk ke dalam kelas gastropoda, dengan sub kelasnya masuk golongan pulmonata.
Selanjutnya siput masuk ke dalam golongan ordo stylomatophora, serta famili achatinidae, kemudian untuk genus-nya achatina, dan spesies siput adalah Achatina fulica.
Selain dikenal dengan nama siput, di beberapa daerah, jenis siput ini sering disebut sebagai bekicot.
Siput memiliki kebiasaan unik yakni suka mendiami tempat-tempat yang lembap, dan biasanya akatif bergerak pada malam hari, terutama setelah terjadinya hujan.
Sebaran siput mencakup pegunungan, daratan tinggi, laut, sungai, daratan, hingga danau.
Mempelajari Daur Hidup Siput
Mempelajari Daur Hidup Siput |
Bukan hanya manusia atau hewan lainnya, daur hidup siput pun memiliki fase-fasenya tersendiri.
Ada tiga jenis daur hidup hewan, termasuk daur hidup siput yang dapat dibedakan secara umum.
Tiga jenis daur hidup hewan tersebut dibagikan ke dalam kategori metamorfosis sempurna, kemudian metamorfosis tidak sempurna, serta ametamorfosis.
Untuk daur hidup siput mengalami beberapa tahapan berbeda, yang akan coba dijelaskan seperti berikut ini.
1. Telur
Telur Siput – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Daur hidup siput yang pertama adalah telur. Telur sebagai fase awal kehidupan siput itu sendiri pada kebanyakan adalah berukuran kecil.
Pada beberapa jenis siput, contohnya keong sawah atau keong mas.
Keong mas terkenal dengan bentuk telurnya yang berwarna merah muda atau pink dengan posisi berkoloni saling menempel satu sama lainnya.
Telur keong mas biasanya menempel pada batang-batang padi di area persawahan. Dan hal ini bagi para petani dianggap sebagai hama pengganggu.
Ada beberapa hal menarik dari telur keong mas, yang juga termasuk ke dalam spesies siput yakni:
– telur keong mas biasanya akan menetas dengan memakan waktu selama kurang lebih 2 minggu, dan sangat dipengaruhi oleh suhu dan cuaca di lingkungan sekitarnya.
– telur keong mas berwarna merah muda dan isinya mengandung senyawa aktif karetonoid yang memiliki fungsi untuk melindungi diri dari serangan predator pemangsa.
– telur keong mas rentan gagal menetas karena menjadi target serangan kepiting sawah, katak, ikan, burung hingga tikus. Terlebih manusia yang menghancurkannya karena dianggap hama perusak padi.
– telur keong mas yang dikategorikan hama oleh para petani bisa dimanfaatkan menjadi bahan dasar pupuk organik dengan cara menghancurkannya.
2. Masa Inkubasi
Telur Keong Mas – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Daur hidup siput selanjutnya adalah masa inkubasi dimana telur-telur siput yang menempel di tempatnya seperti batang padi menunggu masa penetasan.
Pada saat ini, telur-telur keong yang berkoloni akan mengalami masa-masa rentan dimana sejumlah serangan dari luar sepeti dimakan burung, tikus, kepiting sawah, atau dihancurkan manusia akan menjadi ancaman serius.
Masa inkubasi telur keong hingga saat menetas tiba diperkirakan memakan waktu hingga kurang lebih selama 14 hari.
3. Menetas
Menetas |
Tahap daur hidup siput selanjutnya setelah masa inkubasi adalah penetasan.
Telur-telur yang berhasil selamat pada masa inkubasi akan menetas dan mengeluarkan siput-siput berukuran mini dengan cangkang-cangkangnya yang sangat rapuh.
Jumlah telur yang menetas tiap jenisnya berbeda-beda. Untuk telur bekicot diperkirakan akan menetas sekitar 80 hingga 100 butir.
Sementara untuk keong mas biasanya jauh lebih banyak tergantung jumlah telur yang bertahan dari pengrusakkan ketika sedang berada dalam masa inkubasi.
4. Siput Muda
Siput Muda – SwaraWarta.co.id (Sumber: LovePik) |
Daur hidup siput berikutnya adalah memasuki masa muda dimana dari segi bentuk dan ukuran mulai mengalami perubahan.
Pemadatan cangkang pada fase ini mulai terlihat, cangkang yang semula tampak lunak mulai mengalami penguatan.
Sama halnya dengan siput dewasa, siput muda memiliki karakteristik dan pergerakan yang hampir sama, bedanya dari ukuran tubuhnya saja.
5. Masa Pertumbuhan
Masa Pertumbuhan |
Merupakan masa transisi dari siput muda menjadi siput dewasa.
Dewasa yang di maksud di sini adalah dewasa secara sel kelamin yang siap melakukan pembuahan untuk tahap matang bertelur.
Pada masa pertumbuhan ini, para siput yang mandiri sejak kecil mulai mencari makanannya sendiri dan juga berjuang mempetahankan keberlangsungan hidupnya sendiri.
6. Dewasa Secara Sel Kelamin
Dewasa Secara Sel Kelamin |
Daur hidup pada masa ini adalah dimana siput sudah mampu menghasilkan telur karena sudah matang dari segi sel kelamin.
Ada hal menarik yang dimiliki oleh siput yakni siput termasuk hewan yang memiliki alat kelamin jantan dan alat kelamin betina di dalam satu tubuh.
Kedua alat kelamin tersebut masing-masing berfungsi seperti biasanya. Sel sperma tentu saja berfungsi untuk membuahi sel telur betina, sementara sel telurnya sendiri untuk dibuahi sel sperma.
Akan tetapi siput tidak bisa melakukan perkembangbiakkan sendiri, tetap saja mereka harus kawin dengan siput pasangannya.
Tidak semua siput berkelamin ganda, ada sebagian kecil jenis siput lainnya yang berkelamin tunggal.
7. Masa Reproduksi
Masa Reproduksi |
Siput merupakan binatang yang memiliki keunikan terutama dalam masalah reproduksi.
Siput memiliki dua alat kelamin dalam satu tubuh, ini tentu saja sangat berbeda dengan hewan lain yang memiliki satu kelamin pada masing-masing individu.
Dalam istilah Biologi, hewan yang memiliki dua alat kelamin dalam satu tubuh dinamakan hermaprodit.
Untuk letak alat kelamin siput sendiri, biasanya terdapat pada bagian belakang keher dekat bagian wajah.
Akan tetapi, meskipun siput memiliki jenis kelamin ganda, siput akan mencari pasangan siput lainnya untuk melakukan usaha perberkembangbiakkannya.
Mereka akan saling mencari pasangan untuk melakukan perkawinan. Siput termasuk binatang yang susah untuk cocok mencari pasangannya.
Bila dua ekor siput sudah merasa saling cocok, maka keduanya akan saling mendekat, kemudian saling melancarkan senjata agar pasangannya tertarik secara seksual dengan mengeluarkan bau-bauan, kemudian perkembangbiakkan dimulai.
Siput akan saling menempelkan bagian belakang lehernya untuk melakukan reproduksi.
Setelah saling menempel di antara keduanya maka proses reproduksi akan segera dimulai dan masing-masing akan melemparkan spermanya masing-masing dan saling membuahi sel telurnya masing-masing.
Sel telur yang sudah dibuahi, biasanya akan didiamkan selama dua minggu.
Daur hidup siput sangat menarik. Meski hewan ini berkelamin ganda, tetap saja tidak bisa membuahi sel telurnya sendiri dengan spermanya sendiri.
Siput akan tetap mencari siput lain untuk bereproduksi.***