Kelemahan teori atom Thomson (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Teori atom Thomson, yang ditemukan oleh ahli fisika Inggris bernama Joseph John Thomson pada akhir abad 19, menyatakan bahwa atom terdiri dari muatan positif dan negatif yang bercampur dalam satu inti atom tunggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Teori ini sangat penting dalam sejarah sains. Namun, seperti setiap teori lainnya, teori atom Thomson tidak sepenuhnya sempurna dan memiliki beberapa kelemahan.
Meskipun memiliki beberapa kelemahan, namun para ilmuan tetap membutuhkannya untuk keperluan penelitian teknologi ataupun sains.
Kelemahan Teori Atom Thomson yang Jarang Diketahui
Artikel ini akan membahas beberapa kelemahan teori atom Thomson dan bagaimana sains terus berkembang untuk mengatasi kelemahan tersebut.Berikut beberapa kelemahan teori atom Thomson yang jarang diketahui, yakni:
1. Tidak Menyebutkan Ada Neutron
Kelemahan paling signifikan dari teori atom Thomson adalah bahwa ia tidak menyebutkan adanya neutron.
Neutron ditemukan oleh ahli fisika James Chadwick pada tahun 1932, dan sejak saat itu menjadi bagian penting dari model atom.
Neutron memiliki massa yang hampir sama dengan proton, tetapi tidak memiliki muatan listrik.
Pada model atom yang direvisi ini, neutron bersama dengan proton terletak di dalam inti atom, sedangkan elektron mengelilingi inti.
2. Tidak Memperhatikan Tingkat Energi
Teori atom Thomson juga tidak memperhatikan tingkat energi dalam atom. Dalam model atom yang lebih modern, elektron tidak hanya berada dalam orbit stabil tetapi juga di tingkat energi yang berbeda.
Elektron akan berpindah dari satu tingkat energi ke yang lain dengan menyerap atau melepaskan energi dalam bentuk foton.
3. Tidak Mengakomodasi Difusi Elektron
Selain itu, teori atom Thomson tidak mengakomodasi difusi elektron. Difusi adalah fenomena di mana partikel bergerak dari area yang lebih padat ke area yang lebih renggang.
Teori atom Thomson mengabaikan fakta bahwa elektron dapat difusif dari satu atom ke atom lain.
4. Tidak Mempertimbangkan Efek Penjalaran
Selain itu, teori atom Thomson juga tidak mempertimbangkan efek penjalaran. Efek penjalaran adalah proses di mana muatan listrik pada sebuah benda menyebar pada benda lain yang berdekatan melalui beberapa cara.
Adapun contoh dari teori ini terdapat dalam konduksi listrik atau radiasi elektromagnetik.
Teori atom Thomson tidak memperhitungkan efek ini ketika menggambarkan interaksi antara ion dalam materi.
5. Tidak Menjelaskan Spektrum Elektron
Teori atom Thomson tidak dapat menjelaskan spektrum elektron. Spektrum elektron adalah pola garis yang dihasilkan ketika cahaya dilewatkan melalui sebuah prisma atau kisi spektrografis.
Garis-garis tersebut disebabkan oleh perpindahan elektron dari tingkat energi tertentu. Namun, teori atom Thomson tidak dapat memperjelas mekanisme di balik perpindahan ini.
6. Tidak Merinci Struktur Inti Atom
Teori atom Thomson juga tidak merinci struktur inti atom dan bagaimana muatan elektron dipisahkan dari muatan proton di dalam partikel atom.
Ini sangat penting ketika membahas inti atom dan sifatnya. Sejak ditemukannya proton dan neutron serta formula matematika yang lebih rumit, sains telah berkembang untuk menciptakan model atom yang lebih kompleks.
7. Tidak Menjelaskan Polaritas
Teori atom Thomson juga tidak bisa menjelaskan polaritas atom. Polaritas adalah efek dari muatan listrik yang tidak seimbang pada molekul.
Contohnya, air adalah molekul polar karena atom hidrogen dipol elektrik sendiri dan juga saling berinteraksi.
8. Tidak Mempertimbangkan Medan Magnetik
Terakhir, teori atom Thomson tidak mempertimbangkan medan magnetik. Medan magnetik dapat memberikan energi pada elektron dan mengubah strukturnya.
Hal ini secara signifikan mempengaruhi sifat-sifat atom tersebut serta interaksi dengan lingkungannya.
Teori Atom yang Lebih Maju Daripada Atom Thomson
Mahasiswa dan ilmuwan telah mengambil teori atom Thomson dan berfokus pada bagian yang lemah untuk mengabaikan kekurangan.
Dalam wawasan teori atom Thomson, para ahli telah dapat mengembangkan teori atom yang lebih maju, seperti teori atom Bohr dan mekanika kuantum.
Seiring waktu, dan dengan penemuan baru di bidang fisika, sains terus berkembang untuk menciptakan model atom yang lebih akurat dan lebih efektif untuk menggambarkan sifat dan perilaku partikel atom.
Selain teori atom Thomson, terdapat beberapa teori atom yang lebih maju dan akurat yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun sejak awal penemuan Thomson. Dalam urutan sejarah, teori-teori atom tersebut antara lain:
1. Teori Atom Rutherford
Ditemukan oleh Ernest Rutherford pada tahun 1911. Teori ini menyatakan bahwa atom terdiri dari inti atom yang kecil dan sangat padat yang terdiri dari proton dan neutron, dengan elektron yang mengelilingi inti dalam orbit terdefinisi.
Teori ini juga menyatakan bahwa inti atom pada dasarnya kosong, dengan proton dan neutron terkonsentrasi di bagian tengah dengan lapisan elektron yang membentuk kulit di luar nya.
2. Teori Atom Bohr
Ditemukan oleh Niels Bohr pada tahun 1913. Teori ini memperbaiki kelemahan dalam teori atom Rutherford, terutama terkait dengan orbit elektron yang lebih tepat dan konsep kestabilan atom.
Menurut teori atom Bohr, elektron berada di tingkat energi yang berbeda dan dapat melompat ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan menyerap energi.
Ellektron kemudian melepaskan energi dalam bentuk foton saat kembali ke tingkat energi awal nya.
3. Teori Atom Schrödinger
Ditemukan oleh Erwin Schrödinger pada tahun 1926. Teori ini menyatakan bahwa elektron dalam atom bukanlah partikel tetapi lebih tepatnya gelombang, dan wilayah yang mungkin dihuni oleh elektron disebut orbital.
Orbital ini merupakan wilayah di sekitar inti atom di mana ada kemungkinan menemukan elektron.
4. Teori Atom Sommerfeld
Ditemukan oleh Arnold Sommerfeld pada tahun 1916. Teori ini merupakan pengembangan teori atom Bohr, menambahkan konsep orbital eliptikal dan tingkat energi yang lebih akurat.
Teori atom Sommerfeld dapat menjelaskan detail gejala spektrum hidrogen dan atom helium.
5. Teori Atom Lewiss
Ditemukan oleh Gilbert N. Lewis pada tahun 1916. Teori ini menyatakan bahwa atom mencapai kestabilan pada saat elektron valensi mencapai delapan, atau dikenal sebagai aturan oktet.
Teori atom Lewis juga dianggap sebagai salah satu model atom paling umum yang digunakan dalam kimia organik.
6. Teori Atom Kuantum
Teori kuantum merupakan teori modern yang dikembangkan pada abad ke-20, di mana konsep dasar dari mekanika kuantum digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat atom dan partikel subatomik lainnya.
Teori ini bergantung pada matematika kompleks kuantum, seperti fungsi gelombang dan operator kuantum, untuk menggambarkan perilaku elektron dan partikel subatomik lainnya yang sulit diamati.
Demikianlah beberapa teori atom yang lebih maju selain teori atom Thomson, dan seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, para ilmuwan terus mengeksplorasi dan menemukan model atom baru yang lebih akurat dan efektif.
Setiap teori tersebut tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Meskipun demikian, teori tersebut memiliki banyak manfaat dalam sains dan teknologi.