Kromium – SwaraWarta.co.id (Sumber: Wikepia) |
SwaraWarta.co.id – Setiap benda yang memiliki sifat magnet akan terbagi menjadi tiga golongan besar yakni paramagnetik, feromagnetik, dan diamagnetik, dan Contoh Benda Paramagnetik akan coba diulas dalam bahasan kita kali ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Contoh Benda Paramagnetik meliputi benda-benda yang tentunya memiliki karakteristik yang bisa menarik benda lain di sekitarnya melalu medan magnet yang dihasilkan.
Contoh Benda Paramagnetik biasanya memiliki ketertarikan magnetik yang cukup kuat bila dibandingkan dengan benda-benda yang bersifat feromagnetik dan juga diamagnetik.
Sebelum sampai ke pokok bahasan tentang Contoh Benda Paramagnetik, sebaiknya kita harus mengetahui paramagnetik itu seperti apa.
Dari ketiga jenis sifat kemagnetikan di atas yakni antara paramagnetik, feromagnetik, atau diamagnetik, mana tingkat daya ketertarikan secara magnetik yang paling kuat?
Pengertian Secara Rinci Paramagnetik
Kromium – SwaraWarta.co.id (Sumber: Wikipedia) |
Secara definisi arti, paramagnetik adalah merupakan sifat bahan atau benda yang mempunyai kecenderungan memperoleh ketertarikan secara magnetik yang levelnya lemah terhadap arah medan magnet tatkala ditempatkan di sekitar medan magnet.
Atau bisa juga diartikan dengan lebih simple adalah benda-benda yang memiliki sifat paramagnetik mempunyai sifat yang rentan yang positif terhadap si medan magnetnya sendiri, meskipun nilai kerentanan positinya tersebut cenderung lemah dan bernilai kecil.
Artinya, apabila dengan sengaja medan magnet yang merupakan bagian eksternal dihilangkan atau dimatikan maka secara otomatis benda-benda yang bersifat paramagnetik di sekitarmya akan segera kehilangan sifat kemagnetikannya.
Sebagai informasi, pada sebagian kasus ada beberapa senyawa hingga mayoritas unsur kimia yang ada akan memiliki sifat paramagnetik dalam keadaan tertentu secara lebih spesifik.
Kita ambil contoh misalnya sifat paramagnetik bisa terjadi pada logam titanium, oksida ferrum atau besi, alumunium, dan juga oksigen.
Hal ini sesuai dengan hukum fisika yang dicetuskan oleh Currie-Weiss yang menyebutkan bahwa bahan paramagnetik yang benar-benar akan menujukkan sebuah kerentanan magnetik yang bisa terjadi pada keadaan rentang suhu yang sangat luas.
Momentum pada benda yang memiliki kecenderungan bersifat paramagnetik, akan bisa ditarik oleh medan magnet yang terbentuk di sekitarnya, tetapi sifat ketertarikannya sangat lemah saja.
Kemudian ketika medan magnetik eksternalnya ditiadakan secara otomatis sifat kemagnetikkannya langsung akan langsung hilang.
Selanjutnya jika diberikan medan magnet yang keadaannya tidak seragam makan akan terjadi sebuah fenomena yang menghasilkan momentum di mana benda dengan kecenderungan bersifat paramagnetik, akan melakukan pergerakan dari area yang memiliki medan magnet ke arah area yang memiliki medan magnetnya yang cenderung lebih tinggi.
Atau dari kata lain bergerak dari medan yang lemah ke medan 5nil yang lebih kuat.
Pada kenyataannya, benda-benda yang bersifat paramagnetik mempunyai intensitas sifat magnetisnya yang sangat kecil, tetapi memiliki nilai yang positif, juga biasanya akan berbanding lurus dengan medan magnetnya itu sendiri.
Atau dalam kata lain bila ditinjau dari suseptabilitas-nya, sifat ketertarikan paramagnetik akan sangat kecil tetapi memiliki nilai positif.
Sementara itu untuk nilai permeabilitasnya sendiri akan memiliki kecenderungan relatif yang terjadi pada benda-benda bersifat paramagnetik yang lebih besar dengan berada diperbandingan satu.
Karakteristik dari sifat-sifat magnetik yang dimiliki benda paramagnetik tentu saja memiliki suseptibilitas dan magnetisasi yang memiliki perbandingan terbalik dengan suhu yang memiliki sifat mutlak.
Sebagai contoh yang sering terjadi adalah adanya momen dipol pada benda dengan kecenderungan paramagnetik adalah kecil tetapi memiliki kesejajaran dengan area medan magnetnya sendiri.
Lantas cara kerja terjadinya paramagnetik itu seperti apa, kita coba ulas seperti yang berikut ini.
Sifat paramagnetik pada umumnya akan terjadi dan biasanya ini kerapkali di mana atom yang posisinya tidak saling berpasangan yang berupa elektron aktif melakukan setidaknya satu kali putaran saat melakukan pergerakan.
Atau bisa diartikan bahwa paramagnetik adalah bahan-bahan pada keseluruhan yang memiliki orbital pada atomnya tetapi posisi orbital tersebut tidaklah terisi secara penuh.
Karena hal inilah selanjutnya maka atom yang tidak berpasangan di atas akan menghasilkan atau memberikan dipol pada moentum magnetik terhadap benda-benda lain yang meniliki kecenderungan ketertarikan secara magnetik yang bersifat paramagnetik.
Sementara itu untuk bagian atom yang posisinya tidak saling berpasangan hanya memposisikan diri sebagai magnet yang memiliki level kecil atau rendah pada satu bahan tersebut.
Pada saat menerima medan magnet dalam posisi eksternal maka puraran elektron-elektron yang tidak berpasangan posisinya akan mensejajarkan diri dengan area medan magnetnya.
Karena hal ini biasanya akan menyebabkan benda-benda yang memiliki kecenderungan paramagnetik akan ditarik ke area medan magnet yang sudah terbentuk.
Tetapi efeknya akan berkebalikannya kembali bila medan magnet eksternal dimatikan atau dihilangkan maka elektron-elekton yang tadinya bersifat magnetik, akan bergerak secara random atau acak, tidak bergerak pada lintasan yang seharusnya.
Dari sini bisa ditarik benang kesimpulan bahwa bahan-bahan yang memiliki sifat paramagnetik akan sangat lemah pegerakannya bila sekadar diberikan medan magnet semata.
Tetapi sifat kemagnetikannya akan benar-benar hilang bila tidak ada medan magnet eksternalnya sama sekali.
Di luar sifat paramagnetik di atas, magnet memiliki sifat-sifat tertentu yang umumnya dimiliki. Ada dua sifat magnet yakni magnet yang bersifat sementara, serta magnet yang sifatnya permanen.
Sifat magnet sementara artinya magnet tersebut hanya memiliki sifat-sifat kemagnetannya pada momen-momen tertentu saja, pada momen biasanya tidak.
Atau sifat magnetnya bisa hilang atau dihilangkan dengan sengaja.
Sementara untuk sifat magnet yang permanen adalah dalan momentum apa pun magnet tersebut akan tetap menjadi magnet dan sangat sulit untuk dihilangkan sifat kemagnetannya.
Contoh Benda-Benda yang Bersifat Paramagnetik
Lithium – SwaraWarta.co.id (Sumber: Wikipedia) |
Ada banyak benda yang termasuk ke dalam jenis paramagnetik. Paramagnetik sendiri secara umum adalah jenis benda yang bisa ditarik oleh magnet atau medan magnetnya.
Tetapi benda jenis ini sangat lemah ditarik oleh magnet atau medan magnet.
Contoh Benda Paramagnetik memiliki sifat seperti:
– Lemah dalam mengantarkan arus magnet yang berasal dari medan magnet
– Nilai permeabilitas relatifnya biasanya akan sama dengan 1
– Berketergantungan terhadap suhu dan panas di lingkungan sekitar
Adapun Contoh Benda paramagnetik, beberapa di antaranya adalah:
1. Platina
Memiliki lambang atom Pt, dengan nomor atomnya adalah 78, kurang memiliki sifat reaktif, tetapi tidak gampang mengalami korosi.
Platina umumnya digunakan pada alat kesehatan dan juga alat-alat yang dipergunakan pada praktikum di laboratorium.
2. Alumunium
Biasa digunakan dalam industri untuk membuat peralatan rumah tangga, knalpot pada kendaraan, alat masak dan lainnya.
Dengan nomor atomnya adalah 13 yang dilambangkan dengan huruf Al.
3. Kalsium
Contoh Benda Paramagnetik yang ketiga adalah jenis senyawa yang bernama kalsium.
Kalsium merupakan jenis senyawa yang merupakan juga disebut sebagai zat kapur, memiliki lambang kimia Ca.
Sementara untuk nomor atomnya sendiri adalah nomor 20.
Contoh Benda Paramagnetik lainnya adalah tembaga, kromium, magnesium, lithium, dan yang lainnya.