Fasciola Hepatica – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
SwaraWarta.co.id – Daur Hidup Fasciola Hepatica terdiri dari beberapa fase kehidupan yang harus dilaluinya sebelum jadi dewasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Daur Hidup Fasciola Hepatica atau cacing hati tentunya sangat menarik untuk dipelajari sekadar menambah khazanah keilmuan diri kita.
Daur Hidup Fasciola Hepatica, sama halnya dengan makhluk hidup lain memiliki renteran siklus yang tidak terputus dari satu fase ke fase berikutnya.
Dalam susunan pengelompokan makhluk hidup, Fasciola hepatica atau cacing hati dimasukkan ke dalam golongan filum Platyhelminthes serta masuk kelompok dengan kelas Trematoda.
Kemudian, cacing jenis ini juga tergabung dalam ordo “Plagiorchiida” serta masuk ke dalam famili “Fasciolidae.”
Dengan panjang tubuh berkisar antara 2,5 cm hingga 3 cm dan memiliki lebar tubuh 1 cm sampai 1,5 cm, cacing pita memiliki tubuh yang sangat berbeda dan unik dibanding cacing jenis lain pada kebanyakan.
Bagian depan tubuhnya menonjolkan mulut berbentuk runcing yang dikelilingi oleh semacam alat penghisap, serta dilengkapi dengan alat kelamin.
Sebagian besar tubuh cacing parasit ini dilapisi oleh sisik kecil dari kutikula, yang memiliki fungsi sebagai pelindung dan membantu dalam upaya pergerakan tubuhnya.
Fasciola hepatica pada umumnya hidup di hati hewan mamalia semisal kambing, sapi, babi, dan yang lainnya.
Daur hidup cacing hati ini termasuk ke dalam hewan parasitik, yang mengambil nutrisi dari hati inangnya tanpa sedikit pun memberikan manfaat balik.
Secara umum Daur Hidup Fasciola Hepatica menjalani lima tahapan, dari mulsi Telur kemudian berubah jadi Larva – Serkaria – Metaserkaria dan terakhir menjadi Cacing Dewasa.
Siklus hidup pada cacing ini yang kompleks dapat dijelaskan lebih detail lagi pada bagian Daur Hidup Cacing Hati.
Dalam tahap pertama, telur cacing hati biasanya dilepaskan dari tubuh inang melalui feses atau kotoran.
Larva cacing untuk kemudian berkembang dalam lingkungan air dan menjadi serkaria yang bersifat infektif atau bisa menginfeksi inang.
Kemudian serkaria akan segera menyerang siput air sebagai inang perantara dan kemudian akan berkembang menjadi metaserkaria.
Proses terakhir dari Daur Hidup Fasciola Hepatica ini akhirnya akan melibatkan inang definitif, yaitu hewan mamalia seperti sapi atau kambing.
Metaserkaria akan menempel pada tanaman air atau rumput yang kdmudian akan dikonsumsi oleh inang definitif, berikutnya menjadi cacing dewasa di dalam hati inang tersebut.
Untuk memahami secara lebih detail Daur Hidup Fasciola Hepatica sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi pada hewan peliharaan atau diri kita sendiri.
Dalam hal ini tentunya harus melibatkan pengawasan yang extra ketat terhadap kondisi lingkungan sekitar, pakan ternak untuk konsumsi, serta pemahaman lain mengenai sumber air yang bisa saja sudah terkontaminasi yang akan menjadi kunci dalam pencegahan infeksi cacing hati.
Daur Hidup Fasciola Hepatica
Fasciola Hepatica – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Infeksi cacing hati kepada hewan tentunya bisa berbahaya juga bagi kehidupan manusia, karena pada tahapan konsumsi daging ternak oleh manusia mempunya risiko terkontaminasi.
Akan tetapi hal ini bisa dicegah dengan adanya pengawasan ketat terhadap sanitasi lingkungan hidup, pemantauan sumber air bersih, serta manajemen pakan ternak menjadi salah satu kunci untuk mengurangi risiko infeksi cacing hati.
Berikut Daur Hidup Fasciola Hepatica dengan lebih detail.
1. Telur Cacing
Fasciola Hepatica – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Daur Hidup Fasciola hepatica atau cacing hati, untuk tahap pertama akan memulainya dengan tahap telur, yang biasanya dihasilkan melalui proses unik pembuahan diri.
Sebagai salah satu organisme hermaprodit, cacing hati memiliki kedua jenis alat kelamin dalam satu tubuh, baik jantan maupun betina.
Hal ini tentunya memungkinkan untuk cacing tersebut membuahi dirinya sendiri tanpa kebutuhan pasangan.
Keistimewaan ini tentunya akan memberikan kemampuan reproduksi yang unik, karena cacing hati dapat berkembang biak tanpa tergantung pada keberadaan lawan jenisnya.
Menurut catatan, dalam satu kali siklus reproduksi, seekor cacing hati hermaprodit bisa menghasilkan lebih dari 100.000 telur.
Untuk lokasi tempat telur ini dihasilkan sangat menarik, karena cacing hati yang berada di dalam hati hewan mamalia mengarahkan telur-telurnya secara tidak lazim yakni ke dalam saluran empedu.
Tujuan dari ketidaklaziman ini adalah untuk memungkinkan telur-telur cacing hati bisa mencapai usus dan anus inangnya setelah dikeluarkan bersama dengan kotoran.
Proses tersebut bisa dikatakan sebagai bentuk penyesuaian diri yang cermat, memastikan penyebaran telur secara tepat sasaran dalam lingkungan yang mencakup siklus hidup cacing hati itu sendiri.
Seiring dengan perjalanan kotoran inang yang mengandung telur-telur tersebut, maka akan mencapai lingkungan luar dan bersiap untuk tahap berikutnya dalam siklus hidup cacing hati.
2. Larva Cacing
Daur Hidup Fasciola Hepatica yang berikutnya atau kedua adalah mengubah bentu menjadi seekor larva.
Larva sendiri merupakan bentuk lain cacing yang merupakan hasil dari percampuran telur cacing hati dengan kotoran hewan mamalia sebagai inangnya.
Pada saat hewan mamalia melakukan ritual buang air besar, kotoran yang mengandung telur cacing hati itu akan juga ikut terbawa oleh siklus hujan sehingga dapat mencapai sungai atau tempat berair lainnya.
Dalam proses ini biasanya memerlukan tingkat kelembaban tertentu untuk mengubah telur menjadi larva, yang dikenal dengan sebutan Mirasidium.
Setelah berubah menjadi larva, Mirasidium ini kemudian mencari inang untuk ditinggali, seperti siput atau keong, untuk melanjutkan kehidupannya.
Pada fase berikutnya dari tahapan larva ini kemudian akan memasuki area tubuh siput yang kemudian akan mengalami tiga tahap perubahan, yakni Sporikista – Redia – Serkaria.
Proses ini biasanya akan memakan waktu dari 10 hari hingga 12 hari sejak fase Mirasidium hingga larva berubah menjadi serkaria.
3. Fase Sarkaria
Daur Hidup Fasciola Hepatica berikutnya adalah fase serkaria, yang merupakan proses transformasi puncak dari larva atau mirasidium.
Setelah larva kemudian berubah menjadi serkaria, serkaria tersebut kemudian akan memaksa keluar dari dalam tubuh siput, pergerakan selanjutnya adalah bergerak ke arah tempat rerumputan tumbuh atau dedaunan yang lembab dan basah.
Di lingkungan yang lembab tersebut, serkaria akan mengalami perubahan, yang kemudian kita kenal sebagai kista, yang umumnya dikenal dengan nama metaserkaria.
Proses perubahan dari serkaria menjadi metaserkaria membutuhkan waktu kurang lebih 5 sampai 7 minggu.
4. Fase Metaserkaria
Daur Hidup Fasciola Hepatica yang berikutnya adalah organisme ini akan mengubah dirinya untuk menjadi metaserkaria.
Setelah serkaria mengalami perubahan bentuk menjadi metaserkaria atau kista, organisme itu akan menempel pada permukaan rerumputan ataupun dedaunan.
Hewan herbivora atau mamalia yang memakan rerumputan tersebut tentunya memiliki risiko terinfeksi oleh cacing hati.
Dalam hal ini, manusia pun memiliki risiko yang sama untuk bisa terinfeksi.
Akan tetapi risiko seperti ini dapat diminimalkan dengan cara mencuci sayuran secara menyeluruh di air mengalir sebelum diolah atau dimasak.
5. Cacing Dewasa
Daur Hidup Fasciola Hepatica yang terakhir adalah menjadi dewasa.
Rerumputan yang telah terkontaminasi oleh metaserkaria akan dikonsumsi oleh hewan ternak atau hewan lainnya yang tentunya akan masuk ke dalam sistem pencernaan hewan yang mengkonsumsi rumput tersebut.
Setelah berhasil masuk ke dalam sistem pencernaan, maka metaserkaria akan keluar dari kista untuk kemudian bermetamorfosis menjadi cacing hati dewasa.
Pada tahun selanjutnya cacing hati dewasa kemudian akan bergerak melalui usus dan rongga perut hewan, menuju hati.
Dan organ hati inilah yang kemudian menjadi tempat yang diinginkan oleh Fasciola Hepatica dewasa untuk hidup dan berkembang biak, dan Daur Hidup Fasciola Hepatica ini pun kemudian berulang.***