Bagaimana Pengalaman Ibubapak dalam Mendapatkan Layanan Responsif Saat Bersekolah Dulu |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
SwaraWarta.co.id – Bagaimana pengalaman ibu/bapak mendapatkan layanan responsif saat bersekolah dulu?
Layanan responsif di sekolah, sebuah konsep yang mungkin
terasa asing bagi sebagian orang, namun memiliki makna mendalam bagi mereka
yang pernah mengalaminya.
Layanan ini merujuk pada bagaimana sekolah merespons
kebutuhan individual siswa, baik dalam hal akademik maupun non-akademik.
Bagi generasi yang mengenyam pendidikan beberapa dekade
silam, pengalaman layanan responsif tentu berbeda dengan yang ada saat ini.
Mari kita telusuri kenangan dan refleksi mengenai layanan responsif di sekolah
dulu.
Dulu, layanan responsif seringkali terfokus pada siswa yang
mengalami kesulitan belajar atau masalah perilaku.
Guru BK (Bimbingan
Konseling) menjadi sosok sentral dalam memberikan bimbingan dan konseling
kepada siswa-siswa tersebut.
Pendekatan yang digunakan cenderung bersifat kuratif, yaitu
mengatasi masalah yang sudah terjadi. Meskipun begitu, kehadiran guru BK sangat
berarti bagi siswa yang membutuhkan dukungan emosional dan arahan.
Selain guru BK, wali kelas juga berperan penting dalam
memberikan layanan responsif. Mereka menjadi jembatan antara siswa, orang tua,
dan guru mata pelajaran.
Komunikasi yang terbuka dan saling percaya menjadi kunci
dalam membangun hubungan yang harmonis antara ketiga pihak.
Wali kelas tidak
hanya memantau perkembangan akademik siswa, tetapi juga memperhatikan aspek
sosial dan emosional mereka.
Namun, layanan responsif di sekolah dulu tidak selalu
berjalan mulus. Keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran seringkali
menjadi kendala. Guru BK yang jumlahnya terbatas harus menangani banyak siswa
dengan beragam permasalahan.
Selain itu, stigma negatif terhadap siswa yang berkonsultasi
dengan guru BK masih ada di sebagian kalangan.
Hal ini membuat beberapa siswa
enggan untuk mencari bantuan ketika mereka membutuhkannya.
Meskipun demikian, pengalaman layanan responsif di sekolah
dulu tetap memberikan pelajaran berharga.
Kita belajar bahwa setiap siswa unik dan memiliki kebutuhan
yang berbeda-beda. Kita juga belajar bahwa komunikasi yang terbuka dan saling
mendukung sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif.
Berkaca dari pengalaman masa lalu, kita dapat mengambil
beberapa langkah untuk meningkatkan layanan responsif di sekolah saat ini.
Pertama, perlu adanya peningkatan jumlah dan kualitas guru
BK. Kedua, perlu adanya sosialisasi yang lebih intensif mengenai pentingnya
layanan responsif kepada seluruh warga sekolah.
Ketiga, perlu adanya kolaborasi
yang lebih erat antara guru BK, wali kelas, orang tua, dan pihak-pihak terkait
lainnya.
Dengan demikian, layanan responsif di sekolah dapat menjadi
lebih efektif dan memberikan dampak positif bagi perkembangan siswa secara
holistik. Mari kita jadikan pengalaman masa lalu sebagai pembelajaran untuk
menciptakan masa depan pendidikan yang lebih baik.