SwaraWarta.co.id – Nama Codeblu, seorang food vlogger, belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial. Bukan karena ulasannya yang unik dan menarik, melainkan karena kontroversi yang ia ciptakan.
Seruan boikot terhadap Codeblu pun menggema di berbagai platform, dipicu oleh gaya ulasannya yang dianggap merendahkan dan tidak etis.
Pemicu Seruan Boikot
Kontroversi ini bermula dari beberapa video ulasan Codeblu terhadap restoran dan warung makan. Dalam video-video tersebut, ia dinilai terlalu jujur hingga terkesan menghina, terutama ketika mengkritik makanan dan pelayanan yang menurutnya kurang memuaskan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Beberapa netizen menganggap gaya ulasan Codeblu terlalu kasar dan tidak menghargai usaha para pelaku bisnis kuliner, terutama usaha kecil dan menengah (UKM). Mereka menilai kritik yang disampaikan Codeblu tidak membangun dan berpotensi merusak reputasi tempat makan yang diulas.
Reaksi Netizen dan Dampaknya
Seruan boikot terhadap Codeblu dengan cepat menyebar di media sosial, terutama Twitter dan Instagram. Tagar #BoikotCodeblu menjadi trending, dan banyak netizen yang mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap konten-konten Codeblu.
Dampak dari seruan boikot ini cukup signifikan. Beberapa pihak yang sebelumnya bekerja sama dengan Codeblu dikabarkan memutuskan kontrak. Selain itu, jumlah pengikut Codeblu di media sosial juga mengalami penurunan.
Pembelaan Codeblu dan Tanggapan Publik
Menanggapi seruan boikot, Codeblu memberikan klarifikasi dan pembelaan. Ia menyatakan bahwa ulasannya jujur dan bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat kepada penonton. Codeblu juga mengklaim bahwa ia tidak bermaksud merendahkan atau menghina siapa pun.
Namun, pembelaan Codeblu tidak serta-merta meredakan kemarahan publik. Sebagian netizen tetap beranggapan bahwa gaya ulasannya tidak pantas dan perlu diubah.
Etika Ulasan Makanan di Era Digital
Kontroversi Codeblu memicu diskusi tentang etika ulasan makanan di era digital. Di satu sisi, kebebasan berekspresi dan hak untuk memberikan pendapat perlu dihormati. Di sisi lain, penting untuk mempertimbangkan dampak dari ulasan terhadap pihak lain, terutama pelaku bisnis kuliner.
Kasus Codeblu menjadi pelajaran bagi para food vlogger dan content creator lainnya untuk lebih bijak dalam menyampaikan ulasan dan kritik. Ulasan yang jujur dan membangun akan lebih dihargai daripada ulasan yang kasar dan merendahkan.
Seruan boikot terhadap Codeblu merupakan bentuk kekecewaan netizen terhadap gaya ulasannya yang dianggap tidak etis. Kontroversi ini menjadi pengingat tentang pentingnya etika dalam memberikan ulasan makanan di era digital.