Dampak gempa di Gresik ( Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Pada Jumat pekan lalu (22/3), gempa berkekuatan 6,5 magnitudo terjadi di sejumlah wilayah Provinsi Jawa Timur (Jatim), mengakibatkan kerusakan pada beberapa bangunan, termasuk rumah warga dan gedung fasilitas publik.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim, pada hari Senin (25/3) pukul 06.00 WIB, sebanyak 4.679 unit rumah mengalami kerusakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rinciannya adalah 774 unit mengalami kerusakan berat, 1.332 unit mengalami kerusakan sedang, dan 2.573 unit mengalami kerusakan ringan.
Kabupaten Gresik merupakan daerah yang paling banyak mengalami kerusakan. Selain itu, kerusakan juga terjadi di Kabupaten Tuban, Lamongan, Sidorajo, Pamekasan, dan Kota Surabaya.
“Selain bangunan tempat tinggal, gempa ini juga berdampak kerusakan pada bangunan fasilitas publik, seperti tempat Ibadah, sekolah, kantor dan rumah sakit,” Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya.
Kerusakan bukan hanya terjadi pada bangunan tempat tinggal, tetapi juga pada fasilitas publik seperti tempat ibadah, sekolah, kantor, dan rumah sakit.
Total kerusakan pada fasilitas publik adalah 183 unit tempat ibadah, 91 unit sekolah, 24 unit kantor, dan 5 unit rumah sakit.
Kerusakan terbanyak pada fasilitas publik tersebut terjadi di Kabupaten Gresik, dengan detail 181 unit tempat ibadah, 88 unit sekolah, 19 unit kantor, dan 1 unit rumah sakit.
BPBD masih melakukan penilaian terhadap kerusakan pada fasilitas tersebut. Bencana ini juga mengakibatkan sebagian warga mengungsi.
Menurut data BPBD Provinsi Jatim pada hari Senin (25/3) pukul 06.00 WIB, sebanyak 33.535 jiwa mengungsi.
Rinciannya yaitu 18.531 jiwa dewasa, 10.109 jiwa anak-anak, dan 4.895 jiwa lansia. Pengungsian terbanyak berada di Kabupaten Gresik, terutama di Kecamatan Tambak dan Sangkapura.