Ilustrasi dosen praktis mengajar ( Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Gaji praktisi mengajar menajdi salah satu hal yang belakangan ini menjadi perbincangan.
Gaji praktisi mengajar umumnya dihitung berdasarkan jam kerja atau mengajar di kampus tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.
Seiring dengan permintaan masyarakat akan pendidikan yang semakin meningkat, banyak pihak yang beralih profesi menjadi praktisi mengajar.
Namun, masih banyak pertanyaan yang mengemuka tentang gaji yang diterima oleh praktisi mengajar, terutama di Indonesia. Apakah gaji praktisi mengajar sudah memadai?
Sebelum membahas lebih lanjut tentang gaji praktisi mengajar, perlu diketahui bahwa para praktisi mengajar terdiri dari banyak profesi, mulai dari guru, dosen, instruktur, hingga pengajar privat.
Masing-masing profesi memiliki standar gaji yang berbeda. Namun, pada umumnya, gaji praktisi mengajar di Indonesia dinilai masih di bawah standar dari profesi lain yang membutuhkan tingkat pendidikan yang sama.
Lalu, apa faktor yang mempengaruhi rendahnya gaji praktisi mengajar di Indonesia? Salah satu faktornya adalah kurangnya anggaran untuk sektor pendidikan yang berdampak pada minimnya dana untuk membayar gaji bagi para praktisi mengajar.
Selain itu, anggapan bahwa profesi mengajar hanya sebagai panggilan hati dan idealisme juga menjadi penghambat dalam menaikkan gaji praktisi mengajar.
Terkait dengan standar gaji praktisi mengajar di Indonesia, pemerintah telah menetapkan beberapa aturan, misalnya besaran gaji bagi guru pegawai negeri sipil (PNS) dan dosen di perguruan tinggi negeri.
Namun, masih banyak guru honorer atau pengajar di lembaga pendidikan non-PNS yang gajinya belum dapat memenuhi standar kebutuhan hidup layak di kota-kota besar.
Terkadang, para praktisi mengajar juga memilih lepas dari status sebagai pegawai tetap untuk menjadi pengajar atau instruktur lepas.
Meskipun memiliki kebebasan dalam mengatur jadwal dan metode pengajaran, gaji untuk posisi ini relatif lebih rendah.
Selain itu, pengajar privat juga sering mengalami kesulitan dalam menetapkan harga yang sesuai dengan pengalaman dan keahlian mereka.
Hal ini dikarenakan adanya persaingan harga yang ketat di pasar pengajaran privat.
Namun, meskipun masih banyak kendala yang dihadapi oleh praktisi mengajar dalam hal gaji, banyak orang yang tetap memilih profesi ini karena rasa idealisme dan panggilan hati untuk membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain itu, peluang untuk mengembangkan karir di bidang pendidikan masih terbuka lebar, seperti menjadi pengembang kurikulum atau pengajar di luar negeri.
Dalam sebuah negara yang tengah berkembang seperti Indonesia, pendidikan adalah kunci utama untuk meningkatkan sumber daya manusia yang unggul.
Oleh karena itu, perlu ada perhatian serius dari pemerintah dalam memberikan anggaran yang cukup untuk sektor pendidikan, termasuk dalam hal pembayaran gaji para praktisi mengajar.
Dalam jangka panjang, meningkatkan gaji praktisi mengajar tentu akan berdampak positif pada peningkatan kualitas pendidikan dan pembangunan bangsa secara keseluruhan.