Pesilat yang bikin rusuh usai bagi-bagi takjil (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Pada saat bulan Ramadan, banyak kegiatan bagi-bagi takjil yang dilakukan oleh berbagai lembaga dan organisasi di seluruh Indonesia.
Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat yang sedang berpuasa agar lebih mudah untuk membuka puasa ketika waktu berbuka tiba.
Namun, kegembiraan bagi-bagi takjil di Gresik, Jawa Timur pada Minggu lalu berubah menjadi kerusuhan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
18 pesilat dari beberapa perguruan silat yang berbeda terlibat dalam kerusuhan tersebut, dimana tiga diantara mereka digelari sebagai tersangka.
“Sudah kita tetapkan tiga orang sebagai tersangka,” kata Kanit Resmob Satreskrim Polres Gresik Ipda Komang Andhika Haditya Prabu kepada awak media, Sabtu (30/3)
Ketiga pesilat yakni BSU (24 tahun), TRW (17 tahun) dan RA (16 tahun), dituduh mengeroyok seorang pemuda dari perguruan silat lain dan melempari batu sehingga korban mengalami luka di kepala.
“Ketiganya mengeroyok korban dan merusak warung warga dengan melempari batu,” tambah Komang
Motif di balik kekerasan tersebut diduga akibat banner perguruan silat yang berbeda.
Ketiga tersangka yang sekarang telah ditahan dan sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut, memperkuat bahwa serangan tersebut terjadi karena perbedaan perguruan silat yang dianut oleh korban dan pelaku.
Selain tiga orang tersebut, sekelompok besar pesilat lain juga terlibat dalam kerusuhan tersebut, di mana enam anggota perempuan dari kelompok tersebut juga diamankan oleh pihak kepolisian.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam berpuasa dan menikmati kegembiraan yang ada.
Oleh karena itu, pihak kepolisian berharap bahwa tindakan yang dilakukan para pelaku tidak lagi terjadi dan acara bagi-bagi takjil dapat berlangsung dengan aman dan damai, tanpa adanya kekerasan yang mengganggu.
Melalui tindakan kepolisian, mereka berharap dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat bahwa mereka akan dilindungi dan bahwa kerusuhan seperti ini tidak akan terjadi di masa depan.