SwaraWarta.co.id – Seorang pelajar SMA berusia 17 tahun asal Benjeng, Gresik, berinisial AP, mencoba mengakhiri hidupnya dengan menghadang kereta api yang sedang melaju.
Tindakan nekat ini diduga karena AP merasa dijauhi oleh teman-temannya dan menjadi korban perundungan di sekolah.
Saat ditemui di rumahnya, AP menceritakan pengalamannya dengan didampingi ibu dan kakak laki-lakinya. AP mengaku sering menjadi bahan gosip teman-teman sekolahnya, yang membuatnya merasa tertekan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya itu sering di rasani (gosip) teman-teman sejak beberapa hari yang lalu. Saya nggak tau perkaranya, mungkin saya berteman dengan orang yang tidak disukai mereka,” kata AP, Kamis (23/1)
AP mengungkapkan bahwa dirinya mulai dijauhi teman-temannya setelah berteman dengan seseorang yang tidak disukai oleh mereka.
Hal yang paling menyakitkan baginya adalah ketika teman-temannya membersihkan tempat bekas ia salat, seolah-olah menganggap dirinya najis.
“Pernah itu bekas saya salat mereka bersihkan pas saya pergi. Saya merasa itu seperti mereka najis melihat saya,” katanya
Kejadian tersebut membuat AP teringat pengalaman buruk lainnya saat berada di kelas 11. Saat itu, ia pernah menjadi korban perundungan fisik, seperti dipukul dan dijambak oleh teman sekolahnya.
Pada hari kejadian, AP meminta gurunya untuk mengantarnya ke Pasar Duduksampeyan dengan alasan ingin membeli makanan. Setelah tiba di pasar, ia meninggalkan gurunya dan berjalan ke arah rel kereta api.
Ketika kereta api komuter jurusan Surabaya-Cepu melintas, AP berjalan ke tengah rel. Beruntung, kereta yang baru berangkat dari stasiun tersebut masih melaju dengan kecepatan rendah, sehingga masinis sempat mengerem. Kereta berhenti sekitar 3 meter dari tempat AP berdiri.
Melihat AP berdiri di rel, masinis segera turun dan mengajaknya menjauh dari rel. Petugas penjaga palang pintu dan petugas keamanan stasiun juga datang membantu menenangkan AP. Setelah itu, AP dibawa ke pos dan dijemput oleh keluarganya.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap korban perundungan. Bagi siapa saja yang merasa tertekan atau memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup, segera cari bantuan dari psikolog, psikiater, atau layanan kesehatan mental.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih peduli dan saling mendukung, terutama dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.