SwaraWarta.co.id – Dari berita dalam negeri, bencana banjir di Provinsi Kalimantan Barat terus meluas, merendam empat wilayah, yaitu Kabupaten Sambas, Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang, dan Kabupaten Landak.
Ribuan warga terdampak, sementara akses di beberapa daerah terputus akibat tingginya genangan air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut laporan Ketua Satgas Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, Daniel, banjir di Kabupaten Sambas telah memengaruhi sebanyak 3.497 kepala keluarga (KK) atau 17.485 jiwa.
Ia juga menyampaikan bahwa dua orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa ini.
Di Kota Singkawang, banjir merendam satu kecamatan dan enam kelurahan.
Namun, hingga saat ini, BPBD Kalbar masih dalam tahap verifikasi dan pendataan jumlah warga yang terdampak.
Sementara itu, di Kabupaten Bengkayang, banjir terjadi di Kecamatan Ledo, menyebabkan dampak pada 37 KK atau sekitar 229 jiwa.
Kondisi paling parah dilaporkan terjadi di Kabupaten Landak, khususnya di Desa Darit dan Desa Ansang, Kecamatan Menyuke.
Di daerah ini, sebanyak 2.524 KK atau 11.776 jiwa terdampak banjir.
Daniel menjelaskan bahwa genangan air di wilayah tersebut bahkan mencapai ketinggian 1-2 meter, menyebabkan akses jalan terputus.
Selain itu, sebuah sekolah dasar juga terendam air hingga masuk ke ruang kelas.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Pontianak memperkirakan potensi hujan lebat masih akan berlanjut hingga beberapa hari ke depan.
Menanggapi hal ini, BPBD Kalbar mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama dalam menjaga anak-anak agar tidak bermain di area banjir karena risiko keselamatan yang tinggi.
Daniel menekankan pentingnya pemerintah kabupaten dan kota segera menetapkan status bencana banjir.
Langkah ini dinilai mendesak agar distribusi logistik, pengiriman peralatan, dan pengerahan personel dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.
Selain itu, BPBD Kalbar terus mendorong upaya mitigasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan bantuan sampai ke lokasi terdampak.
Pemerintah daerah diimbau untuk mempercepat proses pendataan dan penanganan terhadap korban banjir, termasuk memberikan perhatian khusus pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Kondisi banjir yang melanda Kalimantan Barat tidak hanya menyebabkan kerugian material tetapi juga mengancam keselamatan warga.
Genangan air yang tinggi telah memutus jalur transportasi, menghambat aktivitas masyarakat, dan menimbulkan kekhawatiran terkait penyebaran penyakit akibat banjir.
Banjir di Kalimantan Barat menjadi pengingat pentingnya perencanaan mitigasi bencana yang lebih baik, terutama di daerah-daerah rawan banjir.
Dengan meningkatnya intensitas hujan akibat perubahan iklim, diperlukan langkah-langkah strategis untuk meminimalkan dampak bencana serupa di masa mendatang.
Pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk mengatasi situasi ini, memastikan keselamatan warga, dan memulihkan kondisi daerah terdampak sesegera mungkin.
Sementara itu, warga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat curah hujan yang masih tinggi di wilayah tersebut.***