SwaraWarta.co.id – Tiga pengusaha katering di Kota Batu baru-baru ini melaporkan bahwa mereka menjadi korban pemesanan makanan fiktif yang mengatasnamakan Diskominfo Kota Batu.
Kepala Diskominfo Kota Batu, Onny Ardianto, memberikan penjelasan terkait kejadian tersebut.
Menurut Onny, tiga pengusaha katering yang menjadi korban melaporkan bahwa mereka telah menerima pesanan makanan yang ternyata tidak ada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami tegaskan jika seluruh pemesanan order dari Pemkot Batu hanya melalui e-katalog, semua pemesanan diawali dari aplikasi tersebut yang sudah menjadi sistem di LPSE. Jadi tidak ada yang melalui WA maupun komunikasi langsung,” terangnya
Dari tiga pengusaha tersebut, dua belum sempat memasak makanan, sementara satu lainnya hampir mengirimkan makanan, namun sebelum pengiriman, orang yang memesan mendatangi kantor Diskominfo terlebih dahulu.
Onny menghimbau kepada semua penyedia jasa, khususnya katering, untuk memastikan keaslian setiap pesanan dengan melakukan konfirmasi langsung ke instansi terkait untuk menghindari kejadian serupa.
Onny menegaskan bahwa Diskominfo Kota Batu tidak pernah memesan katering dengan cara tersebut.
Selama ini, semua pemesanan dilakukan melalui sistem e-katalog yang ada, dan tidak pernah menggunakan aplikasi perpesanan seperti WhatsApp atau komunikasi langsung.
Kasus serupa juga diketahui terjadi di tempat lain, dengan pelaku yang mengaku sebagai pihak sekolah dan memesan katering untuk makan siang gratis.
Onny mengingatkan agar masyarakat dan pelaku usaha lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi, terutama dalam situasi seperti ini.
Salah satu korban, Mardiansyah, mengungkapkan bahwa ia hampir tertipu dengan pesanan katering senilai Rp 24 juta.
Ia menerima pesanan yang mengaku berasal dari staf Diskominfo Kota Batu dan disertai dengan surat pesanan yang terlihat resmi.
“Saya dikasih surat pesanan dengan kop, tanda tangan dan stempel surat Diskominfo Kota Batu persis kayak asli. Saya VC (video call) juga ngangkat. Waktu telpon pertama cowok, kedua cewek, di situ saya mulai curiga,” sambungnya
Namun, setelah melakukan video call dengan pihak yang memesan, Mardiansyah mulai curiga dan akhirnya mengetahui bahwa pesanan tersebut palsu.