Swarawarta.co.id – Kasus keracunan makanan di Dusun Papringan, Desa Dukohkidul, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, menyita perhatian publik.
Tiga orang dilaporkan mengalami keracunan setelah mengonsumsi belalang goreng yang diduga berasal dari hasil tangkapan di hutan sekitar.
Insiden tragis ini merenggut nyawa dua warga dalam kurun waktu beberapa hari, sementara satu korban lainnya kini masih dalam perawatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Korban pertama, Novan Hafid (25), meninggal dunia pada Sabtu (21/12/2024) malam setelah sempat mendapatkan penanganan medis.
Novan, warga setempat, diketahui sempat mengeluhkan mual dan muntah setelah mengonsumsi belalang goreng bersama rekan-rekannya.
Korban kedua, Samian (52), juga meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu.
Samian mengembuskan napas terakhir pada Rabu (25/12/2024) malam, empat hari setelah insiden keracunan tersebut.
Satu korban lainnya yang dirahasiakan identitasnya dilaporkan masih menjalani perawatan di fasilitas kesehatan setempat.
Belalang goreng yang dikonsumsi para korban diduga berasal dari hutan sekitar Dusun Papringan, yang dikenal sebagai sumber pangan alternatif bagi sebagian masyarakat.
Namun, makanan yang dianggap biasa ini ternyata membawa risiko serius karena potensi kandungan racun pada jenis belalang tertentu.
Pihak keluarga korban menyatakan bahwa belalang tersebut dimasak seperti biasa tanpa ada tanda-tanda mencurigakan.
Petugas kesehatan yang menangani kasus ini menduga keracunan terjadi akibat zat beracun yang terdapat pada belalang yang dikonsumsi.
Belalang liar dari alam bebas sering kali terpapar bahan kimia alami yang dihasilkan oleh tanaman beracun yang mereka konsumsi.
Kasus ini menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro yang langsung menerjunkan tim investigasi ke lokasi kejadian.
Pemeriksaan laboratorium terhadap sampel belalang dan sisa makanan para korban masih terus dilakukan untuk memastikan penyebab keracunan.
Masyarakat setempat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang bersumber dari alam liar.
Pihak berwenang juga meminta masyarakat untuk melaporkan segera jika ada gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan tertentu.
Bahaya Mengonsumsi Serangga Secara Sembarangan
Mengonsumsi serangga sebagai sumber protein memang menjadi tradisi di beberapa daerah, termasuk Bojonegoro.
Namun dilansir dari pafibaritoselatankab.org, tidak semua serangga aman dikonsumsi karena beberapa jenis mengandung racun berbahaya yang dapat mengancam kesehatan.
Jenis belalang tertentu, seperti belalang kayu (Tropidacris spp.), menurut pafibaritotimurkab.org, diketahui dapat mengandung zat beracun jika terpapar tanaman beracun.
Belalang gurun (Schistocerca gregaria) juga dapat membawa racun dari tumbuhan yang mereka makan selama migrasi.
Selain itu, serangga lain seperti kumbang blister (Meloidae) menghasilkan zat cantharidin yang sangat berbahaya jika tertelan.
Semut api (Solenopsis spp.) juga berpotensi berbahaya karena sengatan dan kandungan racun yang dapat memicu reaksi alergi parah.
Serangga seperti tarantula hawk (Pepsis spp.) meskipun jarang dikonsumsi, memiliki sengatan beracun yang mematikan.
Ulat bulu tertentu seperti Lonomia obliqua dikenal sebagai salah satu serangga paling beracun di dunia dengan racun hemotoksik.
Kasus di Bojonegoro ini menjadi pengingat pentingnya kehati-hatian dalam memilih makanan, terutama dari alam liar.
Mencari artikel kesehatan? Jangan lupa kunjungi: pafibojonegorokab.org.