SwaraWarta.co.id – Diberitakan, Pemerintah Korea Selatan memerintahkan inspeksi menyeluruh terhadap seluruh maskapai penerbangan di negara tersebut pada Senin (30/12/2024).
Langkah ini diambil menyusul kecelakaan tragis di Bandara Internasional Muan yang menewaskan 179 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pesawat Jeju Air yang mengalami insiden tersebut terbakar hebat setelah melakukan pendaratan darurat, menyisakan hanya dua orang yang selamat.
Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, yang baru menjabat pada Jumat (27/12/2024), menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban.
Ia juga mendesak agar hasil investigasi segera diumumkan untuk memberikan kejelasan kepada pihak keluarga.
Tragedi ini menjadi sorotan setelah laporan menunjukkan bahwa pesawat tergelincir dari landasan pacu dan menabrak dinding.
Sebelum pendaratan, menara kontrol telah memperingatkan pilot mengenai potensi tabrakan dengan burung.
Namun, pesawat tetap diizinkan mendarat dari arah berlawanan, yang kemudian berujung pada kecelakaan fatal tersebut.
Kecelakaan ini menambah tekanan terhadap Jeju Air, maskapai yang mengoperasikan 39 unit pesawat Boeing B737-800.
Menurut laporan, beberapa hari sebelum insiden di Muan, salah satu pesawat Jeju Air lainnya terpaksa kembali ke Seoul karena mengalami masalah pada roda pendaratan.
Pesawat yang kembali tersebut juga merupakan model Boeing B737-800, jenis yang sama dengan pesawat yang terlibat dalam kecelakaan.
Menanggapi tragedi ini, Boeing langsung menawarkan bantuan teknis kepada Jeju Air. Namun, insiden ini tetap memukul kepercayaan publik terhadap maskapai tersebut.
Saham Jeju Air dilaporkan anjlok hingga 8% setelah kejadian, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap masa depan perusahaan.
Pesawat nahas tersebut membawa 179 penumpang dengan rentang usia tiga hingga 78 tahun. Sebagian besar korban berada dalam kelompok usia 40 hingga 60 tahun.
Selain warga Korea Selatan, dua penumpang asal Thailand juga menjadi korban dalam kecelakaan ini.
Kejadian ini memicu gelombang duka di seluruh negeri. Pemimpin Jeju Air secara terbuka meminta maaf dan berjanji untuk mengatasi krisis ini sebaik mungkin.
Sementara itu, pemerintah terus meningkatkan pengawasan terhadap industri penerbangan, memastikan keselamatan penumpang menjadi prioritas utama.
Inspeksi keselamatan udara yang diperintahkan oleh pemerintah melibatkan pemeriksaan menyeluruh terhadap operasional semua maskapai di Korea Selatan.
Langkah ini diharapkan dapat mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.
Selain itu, pemerintah juga tengah menyelidiki faktor-faktor penyebab kecelakaan, termasuk kemungkinan kesalahan teknis dan prosedural.
Penjabat Presiden Choi Sang-mok menegaskan bahwa keselamatan penerbangan adalah prioritas nasional.
Ia meminta semua pihak terkait untuk bekerja sama dalam penyelidikan dan memastikan tanggung jawab terhadap para korban dan keluarga mereka.
Kecelakaan di Bandara Internasional Muan menjadi pengingat tragis akan pentingnya standar keselamatan dalam industri penerbangan.
Dengan langkah-langkah tegas yang diambil pemerintah, diharapkan kepercayaan publik terhadap keselamatan udara dapat segera dipulihkan.***