SwaraWarta.co.id – Vinicius Junior, pemain depan Real Madrid dan tim nasional Brasil, menanggapi kritik setelah memenangkan penghargaan Pemain Terbaik FIFA 2024 pada hari Selasa.
Dalam sebuah pernyataan yang emosional, ia menuduh para pengkritiknya berusaha “mengabaikan” dan “meremehkannya.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penghargaan bergengsi tersebut, yang diberikan berdasarkan suara gabungan dari pelatih dan kapten tim nasional, jurnalis, serta penggemar, menempatkan Vinícius di posisi pertama dengan 48 poin.
Ia mengungguli gelandang Manchester City, Rodri, yang meraih 43 poin, serta rekan setimnya di Madrid, Jude Bellingham, dengan 37 poin.
Keberhasilan ini datang di tengah kontroversi setelah Rodri sebelumnya memenangkan Ballon d’Or, yang diselenggarakan oleh France Football dan UEFA.
Keputusan tersebut memicu protes dari Real Madrid, yang memilih memboikot acara tersebut.
Dalam unggahan Instagram-nya, Vinícius mengungkapkan rasa bangganya. Ia menulis,
“Hari ini, saya berbicara kepada anak kecil yang dulu sering melihat para idolanya mengangkat trofi ini. Waktunya telah tiba. Atau lebih tepatnya, waktu saya telah tiba. Saat untuk mengatakan… ya, saya adalah pemain terbaik di dunia, dan saya telah berjuang keras untuk mencapainya.”
Vinícius juga mengkritik pihak-pihak yang meragukan kualitasnya.
“Mereka mencoba terus-menerus untuk mengabaikan saya, untuk meremehkan saya. Namun, mereka tidak siap. Tidak ada yang bisa memberi tahu saya siapa yang harus saya perjuangkan atau bagaimana saya harus bersikap. Ketika saya masih di São Gonçalo, sistem hampir menghancurkan saya,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penghargaan ini adalah kemenangan pribadi yang ia dedikasikan untuk keluarga, klub-klub yang mendukungnya, serta rekan-rekannya di Flamengo, Real Madrid, dan tim nasional Brasil.
“Saya memenangkan ini untuk diri saya sendiri, untuk keluarga saya, dan dengan dukungan dari begitu banyak pihak sepanjang perjalanan saya,” lanjutnya.
Musim 2023-2024 menjadi tahun gemilang bagi Vinícius. Ia berperan penting dalam membawa Real Madrid meraih gelar ganda, yaitu LaLiga dan Liga Champions.
Namun, kontroversi seputar Ballon d’Or tetap menjadi sorotan. Pada bulan Oktober, Vinícius sempat menyatakan kekecewaannya setelah gagal meraih penghargaan tersebut.
“Saya akan melakukannya sepuluh kali jika perlu. Mereka belum siap,” tulisnya di media sosial.
Keputusan Real Madrid untuk tidak menghadiri acara Ballon d’Or di Paris juga menjadi perbincangan.
Klub tersebut merasa tidak puas dengan sistem pemungutan suara, yang melibatkan 100 jurnalis dari berbagai negara.
Presiden Real Madrid, Florentino Perez, bahkan mengkritik proses tersebut dalam rapat umum klub.
Ia menyebut sistem tersebut tidak transparan dan mendesak agar penghargaan tersebut dikelola secara independen oleh pihak-pihak yang kredibel.
Di sisi lain, penghargaan FIFA The Best juga memberikan pengakuan kepada Aitana Bonmatí dari Barcelona sebagai pemain wanita terbaik, sementara Carlo Ancelotti dinobatkan sebagai pelatih pria terbaik.
Melalui pencapaiannya ini, Vinícius Júnior membuktikan bahwa kerja keras dan determinasi mampu mengatasi segala bentuk kritik dan keraguan.
Bagi Vinícius, kemenangan ini bukan hanya tentang gelar, melainkan juga simbol perjuangan untuk dirinya dan semua orang yang mendukungnya sepanjang perjalanan.***