SwaraWarta.co.id – Menurut Ali bin Abi Thalib, bagaimana iman itu terlihat? Iman, sebagai salah satu pondasi utama dalam Islam, seringkali didefinisikan sebagai kepercayaan hati terhadap Allah SWT, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qada serta qadar.
Namun, sahabat Nabi yang mulia, Ali bin Abi Thalib, memberikan dimensi yang lebih mendalam tentang makna iman.
Iman Bukan Hanya Ucapan
Menurut Ali bin Abi Thalib, iman bukan sekadar pengakuan lisan. Iman yang sejati adalah perpaduan antara ucapan, keyakinan hati, dan perbuatan nyata. Beliau menyatakan bahwa iman itu:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
- Diucapkan dengan lidah: Mengucapkan dua kalimat syahadat adalah langkah awal dalam memeluk Islam. Namun, pengakuan ini harus disertai dengan keyakinan yang tulus dari dalam hati.
- Diyakini dengan hati: Iman yang benar adalah iman yang tertanam kuat dalam hati. Keyakinan ini akan mendorong seseorang untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Dikerjakan dengan anggota tubuh: Iman yang sejati akan tercermin dalam setiap tindakan dan perilaku seseorang. Amal saleh yang dilakukan dengan ikhlas merupakan bukti nyata dari iman yang kuat.
Implementasi Iman dalam Kehidupan Sehari-hari
Pandangan Ali bin Abi Thalib ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang iman. Iman tidak hanya menjadi keyakinan pribadi, tetapi juga menjadi pedoman hidup yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Beberapa contoh implementasi iman dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
- Shalat: Shalat adalah tiang agama. Melaksanakan shalat dengan khusyuk merupakan bentuk penghambaan diri kepada Allah SWT.
- Zakat: Menunaikan zakat adalah kewajiban bagi setiap muslim yang memiliki harta yang telah mencapai nisab. Zakat membersihkan harta dan menumbuhkan rasa empati terhadap sesama.
- Puasa: Puasa Ramadhan mengajarkan kita untuk bersabar, disiplin, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
- Haji: Bagi mereka yang mampu, menunaikan ibadah haji adalah puncak ibadah dalam Islam. Haji mengajarkan persamaan derajat di hadapan Allah SWT.
Iman yang sejati adalah iman yang diamalkan. Pandangan Ali bin Abi Thalib tentang iman memberikan inspirasi bagi kita untuk senantiasa memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman.
Dengan menggabungkan ucapan, keyakinan hati, dan perbuatan nyata, kita dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.