SwaraWarta.co.id – Teori agenda setting adalah salah satu teori komunikasi yang memiliki peran besar dalam membentuk persepsi publik terhadap suatu isu. Dalam dunia humas, teori ini menjadi alat penting untuk menyusun strategi komunikasi yang efektif.
Artikel ini akan menjelaskan mengapa teori agenda setting sangat relevan bagi humas, bagaimana teori ini bekerja, serta memberikan contoh penerapannya dalam praktik humas di Indonesia.
Soal :
1. Mengapa teori agenda setting menjadi salah satu teori yang perlu dipahami dan dimanfaatkan oleh humas? Jelaskan alasannya!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berikan contoh penggunaan teori agenda setting dalam praktik humas di Indonesia!
Jawaban :
Apa Itu Teori Agenda Setting?
Teori agenda setting merupakan teori komunikasi yang pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw pada tahun 1972. Teori ini berpendapat bahwa media memiliki kemampuan untuk memengaruhi apa yang dianggap penting oleh masyarakat. Media tidak memberi tahu audiens bagaimana harus berpikir, tetapi memberi tahu apa yang harus mereka pikirkan.
Dalam konteks humas, teori ini dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian publik pada isu-isu tertentu yang ingin disoroti oleh organisasi atau perusahaan.
Mengapa Teori Agenda Setting Penting bagi Humas?
Humas memiliki tugas utama untuk membangun citra dan reputasi organisasi. Berikut adalah alasan mengapa teori agenda setting perlu dipahami dan dimanfaatkan oleh praktisi humas:
1. Mengarahkan Perhatian Publik
Melalui teori agenda setting, humas dapat menentukan isu-isu mana yang perlu mendapatkan sorotan publik. Dengan memanfaatkan media, humas dapat memengaruhi agenda publik untuk memperhatikan hal-hal yang relevan dengan kepentingan organisasi.
Contoh:
Jika sebuah perusahaan teknologi meluncurkan produk baru, humas dapat menggunakan media untuk mengangkat topik-topik terkait inovasi teknologi, sehingga masyarakat lebih tertarik pada produk tersebut.
2. Membangun Narasi Positif
Teori ini membantu humas dalam membentuk narasi yang diinginkan tentang organisasi atau produk. Dengan menyusun strategi komunikasi berbasis agenda setting, organisasi dapat memastikan pesan yang disampaikan sesuai dengan tujuan mereka.
Contoh:
Saat terjadi krisis, humas dapat menggunakan teori agenda setting untuk memindahkan fokus media dari isu negatif ke tindakan positif yang dilakukan perusahaan, seperti program CSR atau kampanye sosial.
3. Memengaruhi Pembentukan Opini Publik
Media memainkan peran penting dalam membentuk opini publik. Dengan memahami cara kerja teori agenda setting, humas dapat lebih efektif dalam menggunakan media untuk membangun persepsi publik yang mendukung organisasi.
Contoh:
Dalam kampanye pemilihan umum, tim humas seorang kandidat politik dapat menggunakan media untuk menyoroti visi dan misi kandidat, sehingga masyarakat lebih fokus pada hal tersebut dibandingkan kontroversi yang mungkin muncul.
Cara Menggunakan Teori Agenda Setting dalam Praktik Humas
- Identifikasi Isu Utama
Humas harus menentukan isu-isu utama yang relevan dengan organisasi dan memiliki potensi untuk menarik perhatian publik. - Kerja Sama dengan Media
Bangun hubungan baik dengan media untuk memastikan isu yang ingin diangkat mendapat liputan yang memadai. Media menjadi alat utama dalam menerapkan teori agenda setting. - Gunakan Berbagai Platform
Selain media tradisional, gunakan media sosial untuk memperkuat agenda yang ingin disampaikan. Media sosial memungkinkan humas untuk menjangkau audiens yang lebih luas dengan biaya yang lebih terjangkau. - Pantau dan Evaluasi
Lakukan pemantauan untuk memastikan bahwa agenda yang diusung berhasil mencapai audiens yang ditargetkan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah strategi yang diterapkan efektif atau perlu disesuaikan.
Contoh Penerapan Teori Agenda Setting dalam Humas di Indonesia
- Kampanye “Kebaikan Tanpa Batas” oleh Brand X
Salah satu perusahaan FMCG di Indonesia meluncurkan kampanye “Kebaikan Tanpa Batas” yang mengangkat isu kesehatan dan kebaikan di tengah pandemi. Melalui liputan media, isu ini menjadi perbincangan hangat, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk sekaligus membangun citra positif perusahaan. - Kampanye Pemilu oleh Kandidat Politik
Tim humas kandidat politik menggunakan teori agenda setting untuk memfokuskan perhatian media pada visi dan misi kandidat, seperti pemberdayaan ekonomi rakyat. Strategi ini berhasil mengalihkan perhatian dari isu-isu kontroversial yang kurang menguntungkan bagi kandidat. - Gerakan “Zero Waste” oleh Komunitas Lingkungan
Komunitas lingkungan bekerja sama dengan humas untuk mengangkat isu pengelolaan sampah melalui media dan media sosial. Dengan menempatkan isu ini dalam agenda publik, gerakan “Zero Waste” mendapatkan perhatian yang besar dari masyarakat.
Kesimpulan
Teori agenda setting adalah alat strategis yang sangat bermanfaat bagi humas dalam membangun citra, mengarahkan perhatian publik, dan memengaruhi opini masyarakat. Dengan memahami dan menerapkan teori ini, humas dapat lebih efektif dalam menyampaikan pesan organisasi dan mencapai tujuan komunikasi.