SwaraWarta.co.id – Dari dunia seni dan budaya, Festival Lintas Budaya (Chigasaki Cross Culture Festival)
yang berlangsung pada hari Minggu, 8 Desember 2024, di Kota Chigasaki, Prefektur Kanagawa, Jepang, berhasil menarik perhatian banyak pengunjung, terutama dengan penampilan alat musik tradisional Indonesia, angklung.
Pada acara tersebut, Sri Lestari Dewi Susilowati, yang telah lama bermukim di Jepang,
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
mengambil peran penting untuk mengenalkan angklung kepada masyarakat Jepang yang sebagian besar belum familiar dengan alat musik khas Sunda ini.
Susi, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa sekitar 90 persen dari pengunjung festival tersebut baru pertama kali melihat atau mendengar tentang angklung.
Meskipun demikian, ia merasa bersyukur karena kesempatan ini dapat membantu menyebarkan pengetahuan tentang angklung kepada lebih banyak orang, sekaligus menarik perhatian mereka untuk lebih peduli terhadap budaya Indonesia.
Selain mengenalkan angklung, Susi juga mendemonstrasikan cara memainkan alat musik tersebut.
Ia mengajak pengunjung, baik dewasa maupun anak-anak, untuk mencoba bermain angklung dengan cara menggoyangkan alat musik tersebut.
Antusiasme para pengunjung sangat tinggi, terlihat dari banyaknya anak-anak yang juga ikut naik ke atas panggung untuk merasakan pengalaman langsung.
Setiap orang yang berpartisipasi memegang satu angklung dengan not tertentu, yang kemudian menghasilkan harmoni indah sesuai dengan instruksi yang diberikan.
Untuk menambah semangat para peserta, Susi membagikan camilan khas Indonesia, seperti kue nastar dan permen, sebagai apresiasi bagi mereka yang telah mencoba memainkan angklung.
Keberadaan Susi di festival ini bukan hanya sebagai pengenalan budaya, tetapi juga menunjukkan peranannya yang besar dalam memperkenalkan alat musik angklung di Jepang.
Meskipun pada awalnya Susi tidak dapat memainkan angklung, ia merasa terdorong untuk belajar demi mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Jepang.
Berkat tekad dan dorongan tersebut, Susi akhirnya mempelajari angklung dan gamelan, bahkan belajar di Saung Angklung Udjo Bandung untuk memperdalam pemahaman dan keterampilannya.
Ia berharap lebih banyak orang di Jepang dapat mengenal Indonesia bukan hanya melalui Bali, yang sudah cukup populer di sana, tetapi juga melalui berbagai budaya dan alat musik tradisional Indonesia.
Selain tampil di festival-festival, Susi juga sering diundang ke sekolah-sekolah di Jepang untuk mengenalkan Indonesia, termasuk angklung dan berbagai mainan tradisional buatan Indonesia.
Ia tergabung dalam sebuah perkumpulan internasional di Jepang yang menjadi wadah untuk memperkenalkan budaya berbagai negara.
Sebagai duta budaya Indonesia, Susi berharap angklung dan alat musik lainnya dari berbagai daerah di Indonesia dapat lebih dikenal di kalangan masyarakat Jepang.
Festival ini juga menyajikan berbagai kuliner Indonesia yang menjadi salah satu daya tarik utama, seperti sate ayam, nasi kari, dan mie goreng.
Antrean panjang terlihat di berbagai stan kuliner, menunjukkan betapa besarnya minat masyarakat Jepang terhadap makanan khas Indonesia.
Festival ini tidak hanya menghadirkan budaya Indonesia, tetapi juga budaya dari berbagai negara lain, seperti Spanyol, Brasil, dan Prancis.
Selain itu, terdapat pula pertunjukan tarian tradisional Jepang dan Hawaii, mengingat Kota Chigasaki adalah sister city dari Honolulu, Hawaii.
Dengan acara ini, harapan untuk memperkenalkan lebih banyak lagi budaya Indonesia, termasuk angklung, di Jepang semakin terbuka lebar.
Susi berharap bahwa budaya Indonesia akan terus dihargai dan dikenal lebih luas di mata dunia.***