SwaraWarta.co.id – Disebutkan bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta resmi menetapkan hasil rekapitulasi suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Berdasarkan data rekapitulasi tingkat provinsi, pasangan calon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, berhasil meraih suara terbanyak dengan perolehan 2.183.239 suara.
Paslon ini, yang diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Hanura, mengungguli dua pesaingnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari total suara sah sebanyak 4.714.393, Ridwan Kamil-Suswono (nomor urut 2) memperoleh 1.718.160 suara, sedangkan Dharma Pongrekun-Kun Wardana (nomor urut 1) mendapatkan 459.230 suara.
Hasil ini menempatkan Pramono Anung-Rano Karno di posisi teratas dengan selisih suara signifikan dari rivalnya.
Agenda penetapan dimulai dengan pencermatan data hasil rekapitulasi tingkat kabupaten/kota.
Hal ini bertujuan memastikan kesesuaian data yang telah disahkan sebelumnya dengan dokumen Model D Hasil Provinsi KWK Gubernur yang ditandatangani KPU DKI Jakarta.
Data yang dihimpun mencakup rincian perolehan suara setiap paslon, jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih, jumlah surat suara, serta jumlah suara sah dan tidak sah.
Proses ini diawali dengan pembacaan data rekapitulasi dari masing-masing wilayah oleh koordinator terkait.
Data tersebut kemudian dicermati oleh saksi paslon dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Setelah itu, Ketua KPU DKI Jakarta, Wahyu, membacakan berita acara beserta sertifikat hasil rekapitulasi tingkat provinsi.
Selain memaparkan total perolehan suara setiap paslon, Wahyu juga meminta saksi dari masing-masing kandidat untuk memberikan catatan terkait jalannya proses Pilkada.
Ramdan Alamsyah, saksi dari pasangan Ridwan Kamil-Suswono, mengungkap beberapa persoalan yang ditemukan di lapangan.
Salah satu kejadian yang disorot adalah pencoblosan terhadap 18 surat suara kosong oleh petugas di TPS 028 Pinang Ranti, Jakarta Timur.
Ramdan juga menyoroti rendahnya tingkat partisipasi pemilih, yang dinilai dipengaruhi oleh lokasi TPS yang jauh dari tempat tinggal pemilih serta permasalahan dalam distribusi formulir C6 Pemberitahuan.
Sementara itu, Anthony James Harahap, saksi dari pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana, menyampaikan keberatan terkait tingkat partisipasi pemilih yang hanya mencapai 53 persen dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT).
Ia menilai hasil Pilkada tidak mencerminkan aspirasi mayoritas masyarakat Jakarta.
Anthony juga mempertanyakan keputusan Bawaslu yang menolak rekomendasi untuk mengadakan pemungutan suara ulang (PSU) di TPS 028.
Di sisi lain, saksi dari pasangan Pramono Anung-Rano Karno menyatakan tidak ada keberatan atau catatan khusus.
Namun, ia meminta agar rapat fokus pada pembahasan hasil rekapitulasi suara tanpa memperpanjang diskusi terkait hal lain.
Tingkat partisipasi yang hanya mencapai 53 persen menjadi salah satu isu utama yang diangkat dalam rapat penetapan. Rendahnya angka partisipasi ini dianggap memengaruhi legitimasi hasil Pilkada.
Beberapa pihak menduga bahwa lokasi TPS yang kurang strategis dan kendala administratif menjadi faktor utama.
Meski demikian, penetapan hasil rekapitulasi berjalan lancar tanpa hambatan berarti.
KPU DKI Jakarta berharap semua pihak dapat menerima hasil ini sebagai cerminan demokrasi, sekaligus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pilkada di masa mendatang.
Dengan hasil ini, pasangan Pramono Anung-Rano Karno menjadi pemenang Pilkada DKI Jakarta 2024.
Perolehan suara signifikan yang mereka raih menunjukkan dukungan kuat dari masyarakat Jakarta.
Langkah berikutnya adalah memastikan proses transisi kepemimpinan berjalan dengan lancar, sekaligus menyiapkan kebijakan yang menjawab kebutuhan warga ibu kota.
Pilkada DKI Jakarta 2024 tidak hanya menjadi ajang kontestasi politik, tetapi juga evaluasi terhadap sistem dan partisipasi publik dalam demokrasi.
Hasil ini diharapkan dapat menjadi pijakan untuk perbaikan pada penyelenggaraan Pilkada di masa depan.***