SwaraWarta.co.id – Diberitakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia kembali menegaskan pentingnya membangun moderasi beragama, khususnya di kalangan mahasiswa, untuk menjaga harmoni dalam masyarakat yang majemuk.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenag RI, Suyitno, dalam sebuah kuliah umum di Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat, pada hari Jumat.
Menurut Suyitno, penguatan moderasi beragama bertujuan memperkuat cara pandang, sikap, dan praktik keberagamaan masyarakat agar selaras dengan prinsip-prinsip kebangsaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menjelaskan bahwa program ini merupakan salah satu prioritas utama pembangunan bidang agama yang telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024.
Suyitno juga menyoroti pentingnya keberagamaan yang moderat, yaitu keberagamaan yang menghormati nilai-nilai kemanusiaan, mengutamakan kemaslahatan bersama, dan berlandaskan prinsip keadilan, keseimbangan, serta ketaatan terhadap konstitusi.
Ia menambahkan, mahasiswa sebagai bagian dari generasi Z memiliki peran strategis dalam upaya ini.
Melalui pemahaman yang mendalam mengenai moderasi beragama, generasi muda diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang lebih toleran di tengah masyarakat.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak para mahasiswa untuk menjadi agen perubahan yang dapat menyebarluaskan nilai-nilai toleransi dan harmoni di lingkungan masing-masing.
Menurutnya, moderasi beragama tidak hanya menjadi solusi bagi potensi konflik antarumat beragama, tetapi juga menjadi pondasi untuk memperkuat persatuan bangsa.
Wakil Rektor III Universitas Andalas, Prof. Kurnia Warman, turut menyampaikan pandangannya.
Ia menegaskan bahwa agama seharusnya menjadi elemen pemersatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama di Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan penduduk religius.
Prof. Kurnia juga berharap Kementerian Agama terus menjaga dan mengkoordinasikan upaya moderasi beragama secara optimal di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap program ini, Universitas Andalas dan Kementerian Agama menandatangani nota kesepahaman (MoU).
Kerja sama tersebut mencakup pelaksanaan berbagai program yang dirancang untuk memperkuat sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan Kemenag dalam membangun pemahaman keberagamaan yang moderat, khususnya di wilayah Sumatera Barat.
Dalam kesepakatan tersebut, kedua pihak berkomitmen untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan dan penyuluhan terkait moderasi beragama.
Langkah ini diharapkan tidak hanya berdampak pada mahasiswa, tetapi juga pada masyarakat luas yang berada di sekitar institusi pendidikan tinggi.
Program moderasi beragama sendiri telah menjadi salah satu fokus utama Kemenag selama beberapa tahun terakhir.
Selain menyasar mahasiswa, program ini juga ditujukan untuk komunitas masyarakat lainnya guna menciptakan lingkungan yang damai, adil, dan inklusif.
Kemenag percaya bahwa pendekatan keberagamaan yang moderat dapat menjadi solusi efektif untuk menghadapi tantangan globalisasi, terutama yang berkaitan dengan isu radikalisme dan intoleransi.
Dalam kuliah umum tersebut, para peserta diajak untuk memahami bahwa moderasi beragama tidak berarti mengurangi intensitas keberagamaan seseorang, tetapi lebih pada bagaimana menjalankan keyakinan dengan tetap menghormati perbedaan.
Generasi muda yang memahami pentingnya moderasi diharapkan mampu mendorong terciptanya kehidupan sosial yang lebih harmonis di tengah masyarakat yang beragam.
Dengan kerja sama yang telah terjalin antara Kemenag dan Universitas Andalas, diharapkan nilai-nilai moderasi beragama dapat terus disosialisasikan dan diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan,
sehingga menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga bijak dalam mempraktikkan nilai-nilai keberagamaan yang damai.***