3 Tarian Yogyakarta dengan Makna Filosofisnya yang Mendalam

- Redaksi

Sunday, 21 April 2024 - 12:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tari Klana Alus – SwaraWarta.co.id (Sumber: X.com)

SwaraWarta.co.id Yogyakarta, atau sering disingkat sebagai Jogja, tentunya merupakan salah satu destinasi wisata yang istimewa di Indonesia, termasuk seni budaya, dan Tarian Yogyakarta-nya.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dikenal sebagai destinasi wisata favorit kedua setelah Bali, kota ini menawarkan pesona keindahan dan keunikan yang tak terlupakan bagi para pengunjungnya, salah satunya adalah Pagelaran Tarian Yogyakarta-nya.

Selain pesona wisatanya, Jogja juga terkenal dengan kekayaan budayanya, terutama dalam hal Tari Tradisional.

Budaya yang sangat kental dengan seni yang istimewa menjadi ciri khas yang membedakan Jogja dari wilayah lainnya.

Tarian Yogyakarta tradisional secara kultural memiliki akar yang dalam dalam lingkungan keraton, karena dari sinilah awal mulanya berkembang menjadi seni pertunjukan yang sakral dan syahdu.

Dalam setiap gerakan yang dipertunjukkan, tarian ini tentunya menyiratkan  penyampaian sebuah cerita dengan makna yang mendalam, umumnya menceritakan sejarah dan kehidupan masyarakat Jawa dalam keseharian.

Kehadiran tarian tradisional ini tidak semata sebagai hiburan saja tetapi lebih dari itu juga tentunya dalam pelaksanaanya sebagai bagian dari ritual serta perayaan yang sakral.

Para penari tradisional Yogyakarta selalu menjaga keaslian dan keelokan tarian ini dengan penuh dedikasi, sehingga menjadikannya sebagai warisan budaya yang berharga bagi generasi yang akan datang.

Setiap gerakan dan kostum yang dikenakan memiliki makna tersendiri, yang tentunya mencerminkan kekayaan budaya yang telah diwariskan secara turun temurun.

Jogja memang buka sekadar destinasi wisata biasa, tetapi lebih dari itu juga merupakan sebuah tempat di mana para pengunjung bisa merasakan keajaiban seni dan budaya yang masih hidup dan berkembang.

Pesona keindahan alamnya serta kekayaan budayanya membuat Jogja menjadi destinasi yang selalu memikat hati setiap pengunjung untuk kembali dan kembali lagi berkunjung.

Baca Juga :  Potensi dan Tantangan Belajar Melalui Game Edukasi dalam Sistem Pendidikan Modern

BACA JUGA: 5 Tari Tradisional Papua Barat Daya yang Patut Dilestarikan Eksistensinya

Ragam Tarian Yogyakarta

Ada banyak tarian Yogyakarta tradisional yang kerap dipertontonkan ke khalayak ramai, yang tentunya memiliki ciri khas masing-masing beserta filosofi yang menyertainya.

Dan, berikut beberapa Tarian Yogyakarta yang memiliki keunikan tersendiri dengan filosofi yang mendalam.

1. Tarian Klana Alus


Tarian Yogyakarta
Tarian Klana Alus – SwaraWarta.co.id (Sumber: X.com)



Tarian Yogyakarta yang pertama adalah Tari Klana Alus yang merupakan salah satu tarian yang berkembang di lingkungan keraton Yogyakarta yang unsur budayanya kental.

Tarian ini sendiri terinspirasi oleh tokoh Prabu Dasalengkara yang ada di dalam kisah wayang wong Abimanyu Palakrama, di mana Prabu Dasalengkara pada saat itu telah jatuh cinta pada Dewi Siti Sendari.

Sebagai informasi, gerakan dalam tarian ini mengambil inspirasi dari adegan yang ditampilkan dalam wayang wong Abimanyu Palakrama, yang cenderung halus sesuai dengan karakter tokoh dalam tradisi wayang keraton Yogyakarta tersebut.

Tarian yang memperlihatkan kehalusan ini dipadukan dengan alunan irama gending cangklek laras slendro, sehingga mampu memberikan kesan yang lebih dalam di dalam setiap langkahnya.

Tari Klana Alus bukan sekadar bentuk hiburan semata, tetapi lebih dari itu juga merupakan bentuk ekspresi diri dari kekayaan budaya dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Yogyakarta.

Melalui pergerakan dalam tarian ini, cerita cinta antara Prabu Dasalengkara dan Dewi Siti Sendari dihidupkan lagi, sehingga bisa memperkaya kembali warisan budaya yang ada dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat.

BACA JUGA: 7 Tarian NTB yang Memiliki Nilai Sejarah Tinggi

2. Tari Serimpi


Tarian Yogyakarta
Tari Serimpi – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest)



Tarian Yogyakarta yang kedua adalah Tari Serimpi yang merupakan sebuah tarian sakral yang memiliki akar dalam kesultanan Yogyakarta.

Baca Juga :  Sering Dipilih Anak Muda, Inilah Kelebihan SMA yang Tidak Dimiliki SMK

Tradisi ini khususnya dipentaskan dalam acara-acara yang dianggap penting di lingkungan keraton dan juga merupakan bagian tidak terpisahkan dari acara kenegaraan.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dan juga perkembangan zaman, tarian ini kemudian mulai diperkenalkan dalam berbagai acara lainnya, bahkan telah meraih pengakuan secara luas dari dunia internasional.

Keanggunan, kecantikan, serta kesopanan menjadi ciri khas paling utama tarian ini.

Gerakannya yang sangat lembut dan gemulai mencerminkan estetika yang sangat tinggi, mampu menunjukkan kemahiran serta keanggunan sang penari.

Setiap gerakan yang dipertunjukkan dengan penuh kehalusan dalam tarian ini, seolah-olah sedang menceritakan kisah yang indah melalui pergerakan tubuh yang indah pula.

Diiringi oleh alunan gamelan yang juga khas beserta tembang-tembang Jawa yang menggugah hati, Tari Serimpi menjadi sebuah pengalaman yang memukau dan tidak terlupakan bagi para penontonnya.

Alunan gamelan memberikan latar belakang yang sangat mendukung, sementara itu tembang Jawa-nya sendiri  menambahkan dimensi emosional yang mendalam pada setiap penampilan para penari.

Perpaduan yang menarik antara gerakan tari yang lembut, serta alunan gamelan yang memikat, dan tentunya tembang Jawa yang memesona menciptakan sebuah kesatuan artistik yang luar biasa.

Setiap penampilan tarian ini menjadikannya sebuah persembahan yang memikat, memperlihatkan kekayaan budaya dan keindahan seni tradisional Jawa.

Meskipun pada mulanya tarian ini hanya dipentaskan dalam lingkup keraton dan acara kenegaraan, akan tetapi kini Tari Serimpi sudah melampaui batas-batas tersebut.

Dengan popularitasnya yang diakui hingga tingkat internasional, tarian ini menjadi simbol keindahan budaya Indonesia yang tidak ternilai harganya.

BACA JUGA: Destinasi Wisata Tari Kecak di Bali: Keindahan Seni dan Cerita Budaya

3. Tari Golek Ayun-Ayun


Tarian Yogyakarta
Tari Golek Ayun-Ayun – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest)



Tarian Yogyakarta berikutnya adalah Tari Golek Ayun-Ayun yang merupakan sebuah tarian klasik, menjadi bagian tak terpisahkan dari acara-acara besar di Yogyakarta, terutama dalam menyambut tamu istimewa semisal pejabat tinggi negara ataupun keraton lainnya.

Baca Juga :  Bagaimana Pengalaman Belajar Anda Mempengaruhi Tujuan Anda Bergabung dalam Program Pendidikan Guru Penggerak Sebagai Pengajar Praktik

Keindahan tarian ini telah membuatnya cukup terkenal di Jogja. Kisah yang dibawakan dalam tarian ini umumnya mengisahkan tentang seorang perempuan muda yang suka sekali bersolek untuk mempercantik dirinya sendiri.

Tarian Golek Ayun-Ayun biasanya ditarikan oleh dua orang personil ataupun lebih, dengan gerakan yang sangat lembut dan juga gemulai.

Setiap gerakan di dalam pagelaran tarian ini dipilih dengan sangat hati-hati, seolah-olah sang penari sedang menyulam cerita indah melalui gerakan tubuhnya yang gemulai dan elok.

Gerakan tersebut dipadukan dengan elemen-elemen lain yang tentunya kian menambah kekayaan secara visual sekaligus maknanya di dalam setiap penampilannya.

Kekayaan makna tersebut dan juga kekentalan budaya Yogyakarta sangat terasa dalam setiap gerakan dan detail dalam tarian ini.

Secara gamblang, melalui Tari Golek Ayun-Ayun, warisan budaya dan nilai-nilai tradisional Yogyakarta di dalamnya diabadikan serta dihidupkan kembali untuk bisa dinikmati lagi oleh generasi saat ini dan generasi mendatang.

Ketenangan dan juga keanggunan dalam setiap gerakan menambah daya tarik tersendiri tarian ini.

Siapa pun yang menyaksikannya pastinya akan ikut terpesona dengan keindahan serta kelembutan yang tersirat di dalam setiap gerakan penari.

Tarian ini tidak sekadar sebuah pertunjukan seni semata, tetapi lebih jauh dari itu juga menjadi sebuah pengalaman yang memperkaya jiwa serta bisa merangkul keindahan budaya Indonesia.

BACA JUGA: 5 Tarian NTT yang Memiliki Nilai Adat Budaya dan Sejarah Adiluhung

Ketiga jenis Tarian Yogyakarta di atas tentunya menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah kesenian di daerah Jogja yang terus harus dijaga dan dilestarikan agar tidak tergerus pergerakan jaman.***

Berita Terkait

Setelah Saudara Membaca Materi Mengenai Pembentukan dan Kekosongan Hukum
Jelaskan Peran Kerajaan Majapahit Bagi Kehidupan Berbangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia
Apa Saja Kendala yang Dirasakan Saat Pelaksanaan Ujian? Berikut ini Penjelasannya!
Umpamakan Bahwa Anda Adalah Seorang Calon Pengusaha yang Akan Mendirikan Bisnis Fashion Wanita
Bagaimana Analisis atas Proyek Kereta Cepat Whoosh yang Sudah Berjalan Sampai dengan Saat Ini Dilihat dari Sisi Aspek Ekonomi
Buatlah Analisis Sensitivitas dan Tentukan Rencana Manakah yang Paling Baik di Antara Dua Rencana di Atas
Produksi Merupakan Proses Merubah Input atau Beberapa Input Menjadi Output, Dalam Proses Ini, Produsen Tidak Serta Merta Dapat Menambah Semua Input
Jono dan Joni Merupakan Teman Dekat (Bukan Saudara) Karena Rumah Mereka Berdua Berdekatan, Suatu Hari Jono Dipindahkan Tugas Ke Kota Lain

Berita Terkait

Thursday, 21 November 2024 - 19:45 WIB

Setelah Saudara Membaca Materi Mengenai Pembentukan dan Kekosongan Hukum

Thursday, 21 November 2024 - 19:11 WIB

Jelaskan Peran Kerajaan Majapahit Bagi Kehidupan Berbangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Thursday, 21 November 2024 - 14:03 WIB

Apa Saja Kendala yang Dirasakan Saat Pelaksanaan Ujian? Berikut ini Penjelasannya!

Thursday, 21 November 2024 - 12:34 WIB

Umpamakan Bahwa Anda Adalah Seorang Calon Pengusaha yang Akan Mendirikan Bisnis Fashion Wanita

Thursday, 21 November 2024 - 12:23 WIB

Bagaimana Analisis atas Proyek Kereta Cepat Whoosh yang Sudah Berjalan Sampai dengan Saat Ini Dilihat dari Sisi Aspek Ekonomi

Berita Terbaru

Potret Nissa Sabyan dan Ayus (Dok.ist)

Berita

Nissa Sabyan & Ayus Resmi Menikah, Ini Lokasi dan Maharnya

Thursday, 21 Nov 2024 - 19:47 WIB