Bayi yang menjadi korban kekerasan ayahnya sendiri (Dok. Ist) |
SwaraWarta.co.id Seorang ayah di Surabaya telah mengejutkan banyak orang dengan tindakan kejamnya.
Dia menempeleng dan membanting bayinya yang baru berusia 6 hari karena menuduh istrinya melahirkan anak yang bukan anak kandungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski bayi itu tidak mengalami luka serius, tubuhnya mengalami memar dan tes medis menunjukkan bahwa ayahnya telah melakukan kekerasan terhadapnya.
Kepala DP3A-PPKB Surabaya, Ida Widayati, mengatakan bahwa ayah tersebut sudah ditangkap oleh polisi setelah laporan dari DP3A-PPKB Surabaya.
“Sudah ditangkap suaminya. Ditangkapnya Kamis (18/4) setelah visum medis, psikiatri, lalu ditangkap” kata Kepala DP3A-PPKB Surabaya Ida Widayati kepada awak media, (21/4).
Baca Juga:
Diduga Menjadi Korban KDRT, Seorang Istri di Jember Ditemukan Tewas
Selain itu, psikolog juga memberikan pendampingan untuk sang ibu agar tidak terlalu syok.
Ayah tersebut terkena tindakan hukum karena menganiaya bayi dan harus ditahan di Polda Jatim.
Sang ayah juga merupakan pecandu narkoba jenis sabu dan kerap menganiaya istri dan anak pertamanya.
“Suaminya itu mengonsumsi sabu, sering tidak terkontrol emosinya. Ekonomi tidak mencukupi, dengan kondisi begitu, sering KDRT istri dan anak pertamanya,” kata Ida Widayati selaku Kepala DP3A-PPKB Surabaya
Kepala DP3A-PPKB Surabaya, Ida Widayati, menjelaskan bahwa suaminya mengalami kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup sehingga sering mengalami stres dan tidak terkontrol emosinya.
Baca Juga:
Batal Didampingi Hotman Paris, Korban KDRT di Banyuwangi Buka Suara
Sehubungan dengan ini, anak pertamanya yang berusia 1,5 tahun dan istrinya juga kerap menjadi korban kekerasan sejak awal menikah.
Bahkan pada hari itu, ayah tersebut tidak hanya menempeleng bayi, tetapi juga membanting bayi tak berdaya itu ke kasur.
“Bayinya usia enam hari. Ditempelengi, lalu dibanting. Sampai memar-memar,” ujarnya
Sekarang kondisi bayi tersebut sudah membaik meski ASI ibunya kurang maksimal. Bayi dan ibu terbaring di shelter perlindungan anak dan perempuan dengan dibantu DP3A dengan susu formula.