SwaraWarta.co.id – Diberitakan bahwa Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang 2024 mencatat sejarah unik dengan kemenangan kotak kosong atau kolom kosong atas pasangan calon tunggal, Maulan Aklil (Molen) dan Masagus M Hakim, yang diusung PDI Perjuangan.
Fenomena ini dianggap sebagai bentuk penolakan masyarakat terhadap dominasi partai politik dan politikus tertentu.
Sukma Wijaya, Humas Rumah Aspirasi Kotak Kosong Pangkalpinang, mengungkapkan bahwa kotak kosong unggul di hampir semua tempat pemungutan suara (TPS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari total 311 TPS di Pangkalpinang, sekitar 307 TPS yang terpantau menunjukkan kemenangan signifikan bagi kotak kosong.
Sukma menyebut kotak kosong meraih lebih dari 90 persen suara di sebagian besar TPS, sementara pasangan calon tunggal hanya menang di beberapa TPS dengan margin yang sangat tipis.
Menurut data yang dikumpulkan relawan melalui formulir C1, kotak kosong memperoleh sekitar 57,55 persen suara, unggul hingga 13 ribu lebih suara dibandingkan paslon tunggal yang hanya mendapatkan 41 persen suara.
Sukma mencontohkan kemenangan telak di TPS 06 Gabek 1, di mana kotak kosong memperoleh 192 suara, sedangkan paslon tunggal hanya 70 suara.
Sebagai ungkapan syukur atas kemenangan ini, para relawan menggelar deklarasi kemenangan.
Kegiatan tersebut diawali dengan sujud syukur bersama dan dilanjutkan dengan aksi potong rambut massal.
Relawan kotak kosong menganggap kemenangan ini sebagai bukti nyata bahwa rakyat Pangkalpinang masih memiliki kedaulatan penuh dalam menentukan nasib politik daerahnya, meskipun dihadapkan pada calon tunggal.
Sukma menjelaskan bahwa kemenangan kotak kosong mencerminkan perlawanan masyarakat terhadap praktik politik yang dianggap tidak adil.
Ia menyoroti bagaimana selama kampanye, paslon tunggal sering dianggap melecehkan martabat warga Pangkalpinang.
Hal ini memicu gelombang solidaritas rakyat untuk bersatu melawan apa yang mereka sebut sebagai kesewenang-wenangan partai politik dan politisi yang mengabaikan kepentingan rakyat.
Relawan kotak kosong menilai kemenangan ini bukan sekadar hasil dari pilihan politik,
tetapi juga simbol perlawanan terhadap dominasi oligarki dan arogansi partai politik yang mereka rasakan telah menodai demokrasi di Pangkalpinang.
Sukma menegaskan bahwa masyarakat berhasil menunjukkan bahwa kedaulatan rakyat lebih kuat daripada kepentingan segelintir pihak.
Selain sebagai bentuk protes terhadap sistem politik yang mereka anggap tidak berpihak pada rakyat, kemenangan ini juga dilihat sebagai momentum untuk memperbaiki pola demokrasi di Pangkalpinang.
Relawan berharap hasil ini menjadi peringatan bagi partai politik agar lebih memperhatikan aspirasi masyarakat, daripada hanya mengejar kepentingan elit tertentu.
Dengan kemenangan kotak kosong ini, Pilkada Pangkalpinang menjadi peristiwa yang menggugah perhatian publik, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga nasional.
Para relawan berharap hasil ini menjadi tonggak sejarah bahwa masyarakat mampu bersuara melawan praktik politik yang mereka anggap tidak adil, sekaligus membuktikan bahwa kedaulatan rakyat tetap menjadi pilar utama demokrasi.
Kemenangan kotak kosong di Pangkalpinang menjadi pengingat kuat bahwa dalam demokrasi, suara rakyat tidak bisa diabaikan.
Dengan hasil ini, masyarakat Pangkalpinang berhasil mengirimkan pesan tegas bahwa mereka menginginkan perubahan nyata dan menolak dominasi politik yang tidak mengakomodasi kepentingan mereka.***