Jelaskan Contoh Perilaku dalam Rangka Memberi Dukungan |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
SwaraWarta.co.id – Kali ini kita akan membahas mengenai darikaitan filosofi dan prinsip pendidikan yang memerdekakan dengan tujuan
pendidikan untuk membentuk profil pelajar Pancasila.
Konsep Merdeka Belajar menjadi perbincangan hangat dalam
dunia pendidikan Indonesia.
Namun, tahukah Anda bahwa Merdeka Belajar
sebenarnya bukanlah konsep baru? Filosofi ini memiliki keterkaitan erat dengan
pemikiran Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional kita.
Ki Hajar Dewantara mengemukakan filosofi pendidikan yang
berpusat pada anak.
Menurutnya, pendidikan diibaratkan sebagai
“among”, yaitu menuntun tumbuh kembang anak sesuai kodrat alam dan
zamannya.
Dengan kata lain, pendidikan harus memerdekakan anak untuk belajar
dan berkembang sesuai potensinya.
Baca juga: Apa Inspirasi Baru yang Anda Dapatkan dari Upaya Tindak Lanjut? Berikut ini Penjelasannya!
Lalu, bagaimana kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila?
Profil Pelajar Pancasila yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bertujuan membentuk generasi muda
yang berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif.
Kaitan filosofi dan prinsip pendidikan yang memerdekakan
dengan tujuan pendidikan untuk membentuk profil pelajar Pancasila, Ternyata,
keenam karakter tersebut selaras dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan Ki
Hadjar Dewantara melalui pendidikan yang memerdekakan.
Mari kita lihat benang merahnya kaitan filosofi dan prinsip pendidikan yang memerdekakan dengan tujuan pendidikan untuk membentuk profil pelajar Pancasila :
- Berakhlak
Mulia: Pendidikan yang memerdekakan menekankan pentingnya budi
pekerti. Anak didorong untuk belajar nilai-nilai luhur seperti kejujuran,
tanggung jawab, dan hormat kepada sesama. - Berkebinekaan
Global: Merdeka Belajar menghargai keunikan setiap anak dan
keberagaman di Indonesia. Dengan belajar dari berbagai perspektif, anak
mampu beradaptasi dan berkolaborasi dalam dunia yang semakin global. - Gotong
Royong: Filosofi “among” Ki Hadjar Dewantara
mengutamakan kerja sama. Melalui pengalaman belajar yang kolaboratif, anak
terbiasa bergotong royong dan saling membantu. - Mandiri: Pendidikan
yang memerdekakan menjauhkan diri dari ketergantungan. Anak diberi ruang
untuk belajar mandiri, menemukan jati diri, dan mengambil keputusan. - Bernalar
Kritis: Merdeka Belajar mendorong siswa untuk berpikir kritis dan
analitis. Mereka tidak hanya menerima informasi secara pasif, namun juga
mampu mempertanyakan, menganalisis, dan mencari solusi. - Kreatif: Dengan
memerdekakan anak untuk belajar sesuai minat dan bakatnya, pendidikan
dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi.
Dengan demikian, konsep Merdeka Belajar menjadi jembatan
untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Guru berperan sebagai fasilitator yang menciptakan suasana
belajar yang merdeka dan berpihak pada anak.
Ingin tahu lebih dalam bagaimana menerapkan Merdeka Belajar
di kelas? Tetap ikuti artikel kami selanjutnya untuk mendapatkan inspirasi dan
praktik terbaik!