SwaraWarta.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada hari ini, mencatatkan kenaikan sebesar 1,65%, dan mencapai level 7.314,11.
Penguatan ini juga sejalan dengan pergerakan nilai tukar rupiah yang ikut menguat, berada di posisi Rp15.865 per dolar Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kenaikan IHSG dan nilai rupiah ini mencerminkan optimisme pasar yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor positif.
Menurut Susi Setiawati, seorang Equity Analyst dari CNBC Indonesia, ada dua faktor utama yang mempengaruhi pergerakan IHSG dan nilai tukar rupiah.
Pertama adalah euforia yang menyelimuti masyarakat terkait dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan berlangsung beberapa hari ke depan.
Euforia ini membawa harapan positif bagi pasar saham, dengan ekspektasi bahwa Pilkada akan berjalan lancar dan mendorong kestabilan politik di tanah air.
Kedua, sentimen positif lainnya datang dari keberhasilan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam menarik investasi.
Keberhasilan Prabowo mendapatkan komitmen investasi yang signifikan menjadi salah satu pendorong keyakinan pasar.
Investor melihat ini sebagai indikasi bahwa pemerintah Indonesia sedang berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui investasi asing yang masuk.
Hal ini tentunya meningkatkan prospek ekonomi jangka panjang, yang pada gilirannya mendongkrak kepercayaan investor terhadap pasar saham Indonesia.
Pasar saham domestik menunjukkan respons positif terhadap berbagai faktor ini, dengan IHSG yang mencatatkan penguatan cukup signifikan.
Hal ini juga tercermin dari pergerakan nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar AS, yang menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia.
Menguatnya IHSG dan rupiah ini memberi gambaran bahwa pasar sedang dalam kondisi optimis, didorong oleh stabilitas politik yang diharapkan dan sentimen positif terkait investasi.
Dalam Program Closing Bell CNBC Indonesia pada Senin (25/11/2024), Safrina Nasution berbincang dengan Susi Setiawati mengenai perkembangan terkini di pasar saham Indonesia.
Susi menjelaskan lebih lanjut mengenai dampak dari euforia Pilkada serta keberhasilan Prabowo dalam menarik investasi, yang memberi harapan positif bagi pasar saham Indonesia.
Melihat perkembangan ini, banyak analis dan pelaku pasar berharap agar momentum positif ini bisa berlanjut dalam beberapa minggu mendatang.
Namun, seperti biasa, tantangan masih ada, terutama dalam menghadapi ketidakpastian global dan dinamika politik domestik.
Meski demikian, penguatan IHSG dan rupiah dalam beberapa hari terakhir menunjukkan adanya optimisme yang cukup kuat di kalangan investor, yang tentunya bisa menjadi dorongan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Secara keseluruhan, meskipun pasar saham Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, faktor-faktor seperti euforia Pilkada dan keberhasilan menarik investasi dapat memberikan katalis positif yang mendukung kinerja pasar dalam jangka pendek.
Jika stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi dapat terus dijaga, maka prospek pasar saham Indonesia di masa depan akan semakin cerah.***