SwaraWarta.co.id – Disebutkan bahwa Barron Trump, anak bungsu Presiden terpilih Donald Trump, tengah menjadi pusat perhatian di media sosial setelah rekaman video masa kecilnya kembali viral.
Dalam video tersebut, Barron yang saat itu masih sangat muda terlihat dengan aksen Slovenia yang khas, berbicara lucu tentang sebuah koper Louis Vuitton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya suka koper saya,” katanya, sambil memegang koper tersebut dan berjalan menuju ibunya, Melania Trump. Ia bahkan bertanya dengan polos, “Saya harus pergi ke sekolah sekarang?”
Video yang awalnya muncul di acara “Larry King Live” tahun 2010 ini, kini mendapatkan lebih dari 50 juta tayangan di TikTok dalam waktu hanya dua hari.
Banyak orang terkesan dengan aksen Slovenia Barron yang kental, yang semakin memperkaya daya tariknya di kalangan pengguna internet.
Ketenaran Barron di dunia maya semakin melesat karena dirinya dianggap sebagai sosok yang mengingatkan orang pada masa kecil ayahnya, Donald Trump, yang sering menjadi bahan perbincangan di media sosial.
Namun, daya tarik Barron tidak hanya karena aksennya yang menggemaskan atau video lucu dari masa kecilnya.
Sebagian orang bahkan menganggapnya sebagai figur yang menghubungkan ayahnya dengan generasi muda,
khususnya anak-anak muda yang aktif di platform seperti TikTok.
Barron diduga memainkan peran penting dalam membantu ayahnya meraih popularitas di kalangan “bros Gen Z,”
dengan menyarankan siapa saja influencer yang perlu didekati Donald Trump untuk menjangkau audiens yang lebih muda.
Hal ini dibuktikan dengan maraknya pembuatan “fan-cam” Barron Trump oleh pengguna internet, seperti yang biasa dilakukan untuk selebritas.
Di samping itu, banyak yang kagum dengan postur tubuh Barron yang kini sudah mencapai tinggi 6 kaki 7 inci, serta penampilannya yang mirip dengan ayahnya saat masih muda.
Tidak jarang pula ada yang bercanda, mengatakan bahwa Barron bisa saja datang ke kampus Universitas New York (NYU) dengan koper Louis Vuitton, seperti yang ia katakan dalam video masa kecil tersebut.
Fenomena ini juga mendapat perhatian dari para ahli budaya, yang berpendapat bahwa popularitas Barron tidak terlepas dari peran simbolis yang ia mainkan sebagai representasi muda dari ayahnya.
Donald Trump sendiri telah membangun basis penggemar yang besar, yang juga memberi pengaruh besar dalam karier politiknya.
Barron, sebagai penerus muda keluarga Trump, dengan segala keunikannya, seakan menjadi sosok baru yang mewakili generasi muda yang mendukung ayahnya, dan mungkin bisa memperkuat pengaruh Trump di kalangan mereka.
Namun, perhatian terhadap Barron tidak hanya datang dari hal-hal positif.
Dalam memoir terbaru Melania Trump, ia membahas spekulasi yang muncul tentang kondisi kesehatan Barron, khususnya terkait tuduhan bahwa anaknya mengidap autisme.
Melania menegaskan bahwa Barron tidak menderita autisme dan menyesalkan dampak negatif yang ditimbulkan dari spekulasi tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa Barron sering dibuli baik di dunia maya maupun di kehidupan nyata, dan dampak dari perundungan itu sangat merusak.
Tidak hanya menjadi pusat perhatian karena video masa kecilnya, Barron juga dikenal dalam kalangan komunitas online yang didominasi oleh laki-laki,
terutama karena koneksinya dengan influencer-influencer besar yang mempromosikan konsep kekuasaan maskulin dan dominasi.
Seperti yang diungkapkan oleh psikolog Renee Carr, “Kehadiran Barron di dunia maya dan hubungannya dengan para influencer tersebut semakin mempertegas ide bahwa kedudukan tertinggi, seperti menjadi bagian dari Gedung Putih, adalah representasi dari kekuatan maskulin.”
Fenomena Barron Trump ini mengingatkan kita bahwa seorang figur publik muda, apalagi yang memiliki ikatan erat dengan tokoh besar seperti Donald Trump, dapat menciptakan dampak yang luas di berbagai lapisan masyarakat, khususnya di dunia digital.***