Swarawarta.co.id – Musim hujan yang melanda Ponorogo pada November 2024 telah menyebabkan terjadinya serangkaian bencana tanah longsor di sejumlah wilayah.
Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mencatat 14 kejadian tanah longsor di berbagai lokasi.
“Ada laporan 14 bencana tanah longsor di Kabupaten Ponorogo,” katanya, Rabu (20/11/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala BPBD Ponorogo, Masun, menyampaikan bahwa peristiwa tanah longsor terakhir terjadi pada Senin, 18 November 2024, di Dusun Sekodok, Desa/Kecamatan Ngebel.
Meskipun longsoran tanah ini terjadi cukup sering, pihak BPBD belum mengumumkan status darurat karena longsoran yang terjadi belum mengancam keselamatan jiwa.
“Jadi masih sebagian besar ke kandang ternak, lahan perkebunan, atau ke jalan,” ujarnya.
“Kecuali di Dukuh Sekodok, Ngebel kita anggap sebagai darurat karena menutup akses dari Madiun ke Ngebel.”
“Aksesnya sempat ditutup total, dan Alhamdulillah material longsoran sudah kita bersihkan. Akses jalan kembali lancar,” lanjut Masun.
Namun demikian, terdapat 10 kecamatan di Ponorogo yang berisiko tinggi terhadap bencana longsor, antara lain Kecamatan Ngebel, Pudak, Pulung, Sooko, Sawoo, Ngrayun, Badegan, Slahung, dan Sambit.
“Kita kategorikan rawan dan itu tidak pertama, dari catatan pernah terjadi bencana longsor, lalu aspek kemiringan dan topologi tanahnya. Rata-rata, tanahnya ketika kering kerontang, begitu kena hujan langung longsor,” tandasnya