Swarawarta.co.id – Ridwan Kamil, calon gubernur dengan nomor urut 1, mengungkit soal penggusuran di Jakarta yang menurutnya paling banyak terjadi pada masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Dia merujuk pada data penggusuran yang terjadi pada tahun 2016.
Awalnya, Ridwan Kamil menanggapi pernyataan calon gubernur nomor urut 3, Pramono Anung, yang berencana memanfaatkan lahan milik Pemprov DKI Jakarta atau BUMD untuk dijadikan kawasan hunian bagi warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Yang pertama kalau saya jadi gubernur kami akan menggunakan lahan yang dimiliki pemerintah Jakarta dan BUMD untuk menjadi tempat hunian bagi warga Jakarta, kami akan mengembangkan kantor kecamatan sekolah untuk dibuat hunian ke atas,” kata Pramono di debat ketiga Pilkada Jakarta, Minggu (17/11/2024).
Ridwan Kamil menyatakan bahwa rencana tersebut tidak memungkinkan.
RK kemudian menjelaskan bahwa lahan milik Pemprov Jakarta yang ada tidak dapat digunakan untuk hunian karena berbagai alasan teknis.
“Menurut saya saya membantah argumentasinya Mas Pram, sudah dihitung nggak akan cukup Mas, semua lahan pemerintah, BUMD sudah dihitung nggak akan cukup, harus dikombinasi dengan antara seperti yang tadi disampaikan dengan lahan di atas pasar, TOD dan lain-lain, dengan densifikasi rumah existing dibolehkan. Di Tebet yang hanya 2 lantai, Tanah Abang yang dua lantai bisa 4-5 (lantai)” ujarnya.
“Sehingga orang yang tinggal bisa lebih banyak, karyawan yang kerja di Sudirman Thamrin bisa ngekost di rumah lantai 3-4 nya, pemilik di lantai 1-2, itu densifikasi supaya tak lagi terjadi penggusuran,” kata RK.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyinggung masa pemerintahan Ahok, yang dianggapnya sebagai periode dengan jumlah penggusuran warga yang paling banyak terjadi.
“Gubernur yang paling banyak menggusur datang dari partainya Mas Pram, Pak Ahok itu menggusur 113 kasus penggusuran, CNN April 2016 dan menurut JJ Rizal, Gubernur paling brutal penggusurannya adalah Pak Ahok dari partainya Mas Pram dan Bang Doel,” ucapnya.