SwaraWarta.co.id – Pendidikan memiliki peran penting dalam mempertahankan keberadaan suatu bangsa dan memajukan peradabannya.
Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia dengan kompetensi tinggi dan keterampilan yang mumpuni, yang pada akhirnya mampu mendorong kemajuan suatu negara.
Ketika kualitas pendidikan di sebuah negara tinggi, negara tersebut berpotensi untuk berkembang pesat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebaliknya, negara yang kualitas pendidikannya rendah cenderung mengalami hambatan dalam kemajuan dan perkembangan.
Oleh karena itu, pendidikan tidak hanya menjadi pondasi untuk memperkuat masa depan suatu bangsa, tetapi juga menjadi sarana untuk menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Selain menjadi alat untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia, pendidikan juga membangun karakter dan kepribadian yang kuat pada individu.
Pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupan sosial dan membuatnya menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.
Dengan mendapatkan pendidikan yang baik, masyarakat Indonesia akan mampu menggali dan memaksimalkan potensi serta bakat yang mereka miliki, yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan diri dan kontribusi kepada bangsa.
Pandangan ini sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia, yang menyatakan bahwa tujuan utama pendidikan adalah untuk menuntun segala potensi yang dimiliki
oleh anak agar mereka mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi mungkin, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Menurutnya, seorang pendidik bukanlah pihak yang mengubah dasar atau karakter anak secara langsung, melainkan berperan sebagai penuntun agar kekuatan kodrat yang ada pada diri anak dapat berkembang secara optimal.
Dengan demikian, pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang mampu “memerdekakan” anak didik, yaitu memberi ruang bagi mereka untuk bebas belajar sesuai dengan minat, bakat, dan potensi masing-masing.
Pendidikan yang memerdekakan berarti memberikan kebebasan pada anak untuk mengeksplorasi proses pembelajaran sesuai dengan kecenderungan alami mereka.
Namun, kebebasan ini tetap harus dibarengi dengan bimbingan dari pendidik agar anak tidak kehilangan arah dan tetap berada di jalur yang benar.
Dalam hal ini, pendidik harus berperan sebagai pendamping yang memberikan arahan, sehingga kebebasan yang diberikan tidak menjerumuskan anak pada hal-hal yang merugikan diri mereka.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang memerdekakan ini, pendidik perlu mengembangkan pendekatan yang mampu mengakomodasi kebutuhan dan potensi unik setiap anak.
Pendidik harus peka terhadap minat dan bakat anak didik, serta mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, di mana anak merasa dihargai dan didorong untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Pendekatan ini tidak hanya bermanfaat untuk mengembangkan potensi anak secara individu, tetapi juga untuk membentuk generasi yang memiliki kepribadian yang mandiri, kritis, dan kreatif.
Pada akhirnya, pendidikan yang berkualitas dan memerdekakan dapat membentuk individu yang tidak hanya unggul dalam hal keterampilan, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan tangguh.
Generasi muda yang dibentuk oleh pendidikan seperti ini akan mampu menghadapi tantangan global serta berkontribusi dalam mewujudkan kemajuan bangsa.
Bagi seorang pendidik, menerapkan pendidikan yang memerdekakan menjadi tanggung jawab penting untuk memastikan bahwa setiap anak didik dapat tumbuh menjadi individu yang produktif dan berakhlak mulia.***