Mengapa Ibadah Haji Diwajibkan Hanya untuk Orang yang Sudah Mampu? |
SwaraWarta.co.id – Mengapa ibadah haji diwajibkan hanya untuk orang yang sudah mampu? Ibadah
haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat muslim
yang mampu.
Kemampuan (istitha’) menjadi syarat mutlak yang membedakan
ibadah haji dengan ibadah wajib lainnya. Lantas, mengapa ibadah haji memiliki
ketentuan khusus ini?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mari kita bahas alasan mengapa ibadah haji diwajibkan
hanya untuk orang yang sudah mampu.
Alasan Mengapa Ibadah Haji Diwajibkan Hanya untuk
Orang yang Sudah Mampu?
Syarat Mampu dalam Menjalankan Ibadah Haji
Istitha’ dalam berhaji memiliki beberapa aspek, yaitu:
- Kemampuan
finansial: Biaya perjalanan haji, akomodasi, dan konsumsi selama di
Tanah Suci menjadi tanggung jawab jemaah haji. Selain itu, jemaah haji
juga harus memastikan terpenuhinya kebutuhan keluarga yang ditinggalkan
selama beribadah. - Kemampuan
fisik: Ibadah haji menuntut stamina dan kesehatan yang prima. Jemaah
haji harus mampu berpindah tempat untuk melakukan thawaf, sai, wuquf, dan
rangkaian ibadah lainnya. - Kemampuan
keamanan: Jemaah haji harus bisa menjamin keselamatan dirinya selama
perjalanan dan pelaksanaan ibadah. Kondisi keamanan dan kesehatan di Arab
Saudi juga menjadi pertimbangan. - Kemampuan
ilmu: Pemahaman terhadap tata cara pelaksanaan ibadah haji yang benar
sangat penting. Dengan ilmu yang cukup, jemaah haji bisa melaksanakan
ibadah dengan khusyuk dan berpeluang menjadi haji mabrur.
Hikmah di Balik Kewajiban Haji bagi yang Mampu
Allah SWT memerintahkan ibadah haji kepada hamba-Nya yang
mampu berdasarkan hikmah tertentu.
Berikut beberapa alasan mengapa ibadah haji diwajibkan
khusus untuk mereka yang mampu:
- Menjaga
kelestarian pelaksanaan ibadah haji: Ibadah haji membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Kewajiban haji hanya bagi yang mampu menjaga
kestabilan pelaksanaan ibadah dan menghindari musibah bagi jemaah haji
yang kurang persiapan. - Menyempurnakan
iman: Haji merupakan ibadah yang menggabungkan dimensi fisik dan
spiritual. Melalui kesanggupan finansial dan fisik, haji menjadi sarana
pembuktian keimanan yang lebih optimal. - Menghargai
keluarga: Jemaah haji yang mampu bisa tetap mencukupi kebutuhan
keluarga yang ditinggalkan. Ini menunjukkan Islam menghargai kewajiban
sosial sekaligus ibadah kepada Allah SWT.
Usia Ideal untuk Melaksanakan Ibadah Haji
Tidak ada ketentuan khusus mengenai usia ideal untuk
melaksanakan ibadah haji. Selama seseorang memenuhi syarat istitha’, maka ia
bisa melaksanakan ibadah haji.
Namun, perlu diingat bahwa kondisi kesehatan biasanya
semakin menurun seiring bertambahnya usia.
Oleh karena itu, sebaiknya merencanakan ibadah haji sedini
mungkin ketika masih dalam kondisi prima untuk menjalankan rangkaian ibadah
dengan optimal.
Ibadah haji merupakan kewajiban yang mulia. Bagi yang belum
mampu, teruslah berusaha dan berdoa agar kelak bisa menunaikan ibadah haji.
Tetaplah menjalankan ibadah wajib lainnya dan perbanyak amal kebaikan.